Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2018, 07:00 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

"Anak dengan sifat seperti ini perlu dibantu sehingga saat besar proses adaptasi terhadap hal baru lebih cepat," katanya.

Kebanyakan orangtua panik dan bingung menghadapi si picky eater. Mereka pun akhirnya akan memaksa atau melakukan banyak cara untuk membuat anak mau membuka mulutnya.

"Orangtua biasanya mencari jalan pintas, misalnya memberikan susu banyak-banyak atau memberi anak gawai sambil makan," ujarnya.

Kondisi tersebut dapat membuat anak percaya pada label orangtuanya bahwa ia susah makan sehingga "pasrah" dan membiarkan orangtuanya mencari solusinya.

Banyak hal yang bisa dilakukan orangtua untuk mengatasi kondisi ini. Jika anak tidak mau satu makanan tertentu, orangtua bisa mencari makanan pengganti dengan nilai gizi yang sama.

"Kalau anaknya tidak mau nasi, boleh diganti mi atau pasta. Kalau tidak suka brokoli, boleh diganti sayur lain," saran Rini.

Seperti yang dilakukan Gigi. Ia pun mencoba berbagai cara untuk mengembalikan nafsu makan anaknya.

"Ternyata Rafathar itu bukan tidak suka sayur, tapi tidak suka dengan bentuk sayur. Jadi terkadang sayurnya saya sembunyikan di makanan atau dijus," katanya.

Tari mengatakan, orangtua perlu bersabar memperkenalkan menu makanan yang baru.

"Anak akan makan kok, kalau lapar. Mungkin saja selama ini ia kurang kegiatan fisik jadi jarang lapar. Berikan juga variasi acara makan," sarannya.

Agar anak menyukai kegitan makan, gunakan pendekatan yang sama seperti cara orangtua membuat anak suka membaca.

Kurkuma

Secara tradisional, kurkuma, zat aktif dalam temulawak, dipakai sejak zaman nenek moyang untuk meningkatkan nafsu makan anak.

Kini, PT SOHO Global Health membuat inovasi susu anak dengan ekstrak temulawak yaitu Susu Curcuma Plus.

"Temulawak yang terkenal pahit juga bisa terasa enak. Susu ini memiliki keunikan yang berbeda, tak hanya memberi nutrisi tapi juga anak diharapkan tetap makan bergizi seimbang dari makanan," kata VP Marketing SOHO Global Health, Sylvia A. Rizal.

Menurut Rini, konsumsi susu penting sebagai sumber kalsium, namun jika kelebihan dapat menyebabkan penurunan nafsu makan.

"Yang salah itu kalau asupan makan anak sudah oke tapi konsumsi susu tidak diubah, bisa kegemukan," ujarnya.

Ia menegaskan, konsumsi susu dibutuhkan sebagai tabungan kalsium tulang namun tetap disesuaikan dengan kebutuhan.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com