Ini adalah respons stres psikologis dan kondisi kronis, seperti arthritis, atherosclerosis, dan lainnya.
Ketika mengalami kelelahan kronis, dampak yang terjadi lebih dari sekadar tingkat energi fisik.
Kelelahan kronis bisa berdampak pula pada emosi seseorang.
"Ketika seseorang merasakan kelelahan kronis, mereka sering mengalami perubahan emosional yang nyata," kata Kinney.
Menurut Kinney, mereka yang menderita kelelahan kronis juga akan merasakan sakit kepala yang "baru" dan berbeda.
Perasaan sakit tersebut pada awalnya membingungkan.
Namun, akan terasa setelah membandingkan rasa sakit kepala yang pernah dialami, dengan sakit kepala karena kelelahan kronis.
Baca juga: 10 Cara Meredakan Sakit Kepala dengan Segera
Sakit kepala tersebut biasanya berbeda dari yang pernah dialami sebelumnya.
"Mungkin sakitnya tidak biasa dari titik sakitnya, intensitasnya, frekuensinya, durasinya, atau karakter lainnya," kata Kinney.
Sensitivitas juga akan meningkat.
Misalnya, sakit kepala muncul ketika distimulasi cahaya, suara ,atau bau-bau tertentu. Hal ini terjadi karena hiperiritabilitas.
"Sakit kepala ini seringkali dideskripsikan mirip debgan migrain, namun tidak pernah dirasakan pasien sebelumnya," ungkap dia.
Kelelahan kronis akan berdampak pada pola tidur karena tubuh akan mengalami gejala depresi.
Beberapa gangguan tidur yang dialami, seperti insomnia atau sleep apnea. Hal itu membuat mereka kekurangan waktu tidur.
"Kekurangan waktu tidur tersebut kemudian menyebabkan keseimbangan hormonal yang abnormal pada tubuh."