Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Mau Jadi Pemimpin? Tak Cukup Hanya Percaya Diri...

Kompas.com, 22 Februari 2019, 19:00 WIB
Auzi Amazia Domasti,
M Latief

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Selama punya rasa percaya diri tinggi dan tahu apa yang diinginkan, setiap perempuan bisa punya kesempatan untuk menjadi apa saja, termasuk pandai dalam memimpin di bidang apapun. Menjadi pemimpin di dunia balap, pilot, menteri atau pebisnis, kini bukanlah stigma yang tidak umum bagi perempuan.

Perbincangan itulah yang mengalir dari seorang pembalap, pilot, menteri, serta dua orang entrepreneur yang semuanya adalah perempuan. Berkumpul di 86 Hub, Jakarta, Rabu (20/2/2019) malam lalu, mereka berbincang dan berbagi cerita tentang pengalaman memimpin dalam profesinya masing-masing.

Mereka adalah Liana Jhonlin, offroader perempuan dari Jhonlin Racing Team, Athira Fahrani, pilot perempuan muda di Indonesia yang kini sering menerbangkan pesawat pribadi, serta dua entrepreneur, yakni Helga Angelina, co-founder restoran Burgreen dan Angie Rasly pebisnis sulam alis.

Sementara itu, menteri yang hadir di situ adalah Menteri Koordinator Pengembangan Sumber Daya Manusia, Puan Maharani. Mereka sepakat bahwa mereka bisa memiliki kesempatan menjadi apa saja, termasuk dalam memimpin.

Athira misalnya, mengaku sudah tertarik menjadi pilot sejak masa kecil. Kegigihan dan ketekukan mengantar Athira bisa mengikuti pendidikan pilot dengan beasiswa dan mematahkan keraguan penumpang pesawatnya terkait pilot perempuan.

"Tenang saja, pilot juga mau pulang ke rumah kok, ketemu sama keluarga," ujar Athira sambil diselingi tawa.

Athira mengakui, biasanya penumpangnya memang ragu ihwal dirinya bisa atau tidak menerbangkan pesawat, apalagi setelah melihat badan dan kakinya kecil.

Bagi Athira, pendidikan pilot tidak membedakan kelamin, baik itu untuk perempuan maupun laki-laki. Begitu juga soal peraturan saat tinggal landas.

"Semua belajar jadi pilot itu tanpa ada yang dibedakan, mulai teori, praktik simulator, sampai di hutan dua mingguitu enggak ada yang dibedakan.Itu kan buat survival. Jangan takut walau pilotnya perempuan," ucapnya.

Menjadi pemimpin di dunia balap, pilot, menteri atau pebisnis, kini bukanlah stigma yang tidak umum bagi perempuan.KOMPAS.com/Auzi Amazia Menjadi pemimpin di dunia balap, pilot, menteri atau pebisnis, kini bukanlah stigma yang tidak umum bagi perempuan.
Sementara itu, Liana, sebagai pembalap juga mengalami tantangan dari keluarga ketika ingin serius terjun ke dunia balapan yang didominasi para pria. Keinginannya tak seratus persen dipenuhi orang tua.

Setelah “ngambek” dan akhirnya diizinkan ikut balapan, Liana memang mengaku serius berlatih untuk membuktikan bahwa dirinya memang bisa dan memahami risiko serta cara mengatasi bahaya.

Liana tak memungkiri bahwa ada rasa semangat sekaligus kengerian yang berkaitan dengan adrenalin sebelum balapan. Namun, ia sudah tahu persiapan dan juga cara-cara penyelamatan diri saat kondisi darurat, misalnya waktu mobil terbakar.

"Pernah pas mobil terbalik, lalu keluar, akhirnya cuma ‘oh ternyata rasanya begini ya’,"jelas Liana.

Sikap kepemimpinan

Kini, kelima perempuan tersebut berhasil memegang kendali diri mereka dan memberi dampak positif melalui profesinya. Bahkan, mereka sudah menjadi pemimpin di bidangnya.

Mereka sepakat, gaya kepemimpinan masing-masing berpengaruh terhadap orang-orang di sekitarnya. Sebagai perempuan, bukan tak mungkin mereka memiliki karakter kepemimpinan yang kuat.

Contohnya Angie dan Helga yang menjalankan bisnis sendiri. Mereka mengatakan bahwa kemampuan mendengar menjadi sifat penting dalam memimpin dan bertanggung jawab terhadap berbagai hal yang mereka pegang.

Helga menuturkan, orang-orang sebaiknya memahami bahwa sikap kepemimpinan itu tidak ada yang satu tipe dan cocok dengan semua orang. Sikap itu sangat personal, sesuai kekuatan dan kelemahan masing-masing.

“Untuk tahu gaya kepemimpinan yang cocok sama kita, kita harus percaya diri, tahu kekuatan dan batasan diri serta personality yang paling nyaman,” ucap Helga.

Hal itu juga dikatakan Liana. Dia membeberkan kisah bahwa dialah satu-satunya perempuan di dalam tim balapnya. Karena itulah, sangat penting bisa mengetahui kondisi mobil beserta orang-orang yang bertanggung jawab terhadap setiap tugas pentingnya sebelum balapan dimulai.

“Kita perlu nyaman dan tahu kerja sama orang itu seperti apa,” lanjut Liana.

Sebagai penutup perbincangan, Menko PMK Puan Maharani menambahkan bahwa kunci menjadi seorang memimpin bukan cuma punya rasa percaya diri, tapi juga percaya kepada timnya. Selain itu, menurut Puan, sikap ingin tahu dan tak malu bertanya.

“Kalau sudah percaya diri dan percaya tim, artinya kita punya jiwa kepemimpinan. Sampai sekarang biasanya yang menjadi staf saya itu 98 persen laki-laki. Kalau ada ilmu yang saya tidak tahu, ya saya tanya saja, karena nantinya juga bisa menguasai semuanya,” tutup Puan.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau