KOMPAS.com - Kita sedang hidup di dunia yang terobsesi pada swafoto (selfie). Pada tahun 2016 saja (tahun pertama Google Photo), ada lebih dari 24 milyar selfie yang diupload ke media sosial.
Persoalannya, di dunia nyata orang tidak melihat kita sama seperti halnya dengan di foto.
Sebuah foto adalah gambar diam, sedangkan di dunia nyata kita terus bergerak. Beda pencahayaan dan sudut pengambilan foto sangat berpengaruh pada hasil foto.
Kehadiran berbagai aplikasi untuk mengedit foto semakin memudahkan kita memanipulasi hasil foto. Geserlah telunjuk ke kanan, yang berjerawat bisa dibuat mulus, yang pipinya bulat seketika menjadi tirus.
Sebagian orang menyebut foto-foto yang diedit itu membuat kita lupa bagaimana rupa asli kita.
Saat ini orang makin tidak puas dengan foto yang diedit. Mereka ingin terlihat sama cantiknya di dunia nyata dengan di foto.
Hal ini bisa dibilang ikut mendorong tren memperbaiki bentuk wajah, baik dengan tindakan non-invasif atau pun pisau bedah.
“Setiap orang ingin cepat, operasi ajaib yang bisa memperbaiki semuanya. Terutama karena mereka ingin terlihat bagus saat selfie,” kata dokter bedah plastik dari Virginia, AS, Daria Hamrah.
Baca juga: Awas! Sembarangan Selfie di Pantai Ini Bisa Terancam Hukuman Mati
Ia mengatakan, banyak orang ingin terlihat sempurna di foto tapi tak mau berusaha.
“Mereka tak mau ke gym atau diet yang hasilnya baru bisa terlihat setelah berbulan-bulan. Mereka ingin berfoto selfie sekarang, setiap hari, dan ingin terlihat bagus tanpa memakai filter atau makeup,” kata Hamrah.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.