Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jangan Takut Investasi Mutiara, Uji Keasliannya Pun Mudah

Kompas.com - 15/08/2019, 11:22 WIB
Nabilla Tashandra,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Bicara soal investasi yang mudah dan menjanjikan, banyak orang mungkin langsung terpikir tentang emas.

Padahal, ada hasil alam lainnya yang tak kalah menggiurkan untuk dijadikan investasi, yaitu mutiara.

Pengusaha mutiara Ratna Zhuhry menjelaskan, mutiara merupakan satu-satunya jenis batu berharga atau gemstone di dunia yang tidak diolah setelah diambil dari sumbernya yaitu kerang.

Indonesia, kata Ratna, merupakan penghasil mutiara laut selatan (south sea pearl) terbesar di dunia.

Baca juga: Saksikan Keindahan Batik, Tenun dan Mutiara dalam Pameran Warisan

Ia pun menyayangkan belum banyak masyarakat yang memahami dan berminat berinvestasi mutiara.

"Banyak orang tidak tahu hal itu. Padahal, ayo milenial, bisa kasih mutiara untuk melamar atau untuk orangtuanya."

Begitu kata Ratna dalam konferensi pers pameran "Warisan" di Grand Indonesia, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2019) kemarin.

Mengapa mutiara menarik untuk dijadikan investasi kaum milenial?

Pengusaha mutiara Ratna Zhuhry saat menunjukkan beberapa perhiasan mutiara.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Pengusaha mutiara Ratna Zhuhry saat menunjukkan beberapa perhiasan mutiara.
Ratna menjelaskan, budidaya mutiara tidaklah mudah sehingga harganya bisa sangat mahal.

Untuk ukuran gelang saja, misalnya, harganya ditaksir sekitar Rp 1 juta. Namun harga juga bergantung pada beberapa faktor lain seperti grade dan ukuran.

Mutiara kualitas terbaik bahkan bisa sangat tinggi harganya.

Lantas, seperti apa mutiara yang dianggap berkualitas terbaik?

Ratna menjelaskan, mutiara yang berukuran bulat sempurna serta tidak ada spot (titik). Selain itu, semakin besar diameter mutiara akan semakin mahal harganya.

Baca juga: Alasan Mutiara Air Laut Lebih Mahal dari Air Tawar

"Seperti yang tidak ada spot. Pernah satu bijinya lelang di Amerika, 400 ribu dollar AS. Itu satu biji, tidak ada spot," tutur dia.

Warna mutiara asli pun berbeda-beda dan cenderung tidak terlalu putih. Berbeda dengan mutiara plastik yang warnanya seringkali sangat putih.

Selain itu, ketika terkena cahaya, mutiara asli akan memancarkan berbagai warna.

"Kena cahaya akan kuning, ungu, biru, macam-macam. Kalau plastik kan putih saja " tutur dia.

Menguji keaslian mutiara

Butir-butir mutiara laut selatan yang dirangkai menjadi perhiasan.KOMPAS.com/Nabilla Tashandra Butir-butir mutiara laut selatan yang dirangkai menjadi perhiasan.
Bagi awam, menentukan mutiara asli atau palsu bisa dilakukan dengan cara yang sederhana, yakni menggosokannya ke permukaan gigi.

"Diambil, digosok ke gigi akan terasa pasir. Itu asli," ucapnya.

Mutiara bisa mendapatkan sertifikat. Mutiara harus dibawa terlebih dahulu ke laboratorium yang saat ini hanya ada di Jepang.

Sertifikat tersebut nantinya tidak akan merinci setiap butir mutiara, melainkan berdasarkan bentuk barangnya.

"Misal satu kalung. Mereka pakai alat seperti X-Ray untuk melihat oh (mutiara) nomor sekian ada retak sedikit, nomor sekian cacat," kata kurator mutiara di pameran Warisan ini.

Baca juga: Mutiara, Perhiasan yang Bisa Dipakai ke Segala Acara

Namun, di Indonesia belum pernah ada lelang mutiara. Sebab investasi mutiara lebih umum dilakukan oleh masyarakat Eropa atau Amerika Serikat.

Bahkan, mereka kerap menghadiahi anak pertamanya dengan mutiara.

Meski begitu, edukasi terus dilakukan agar semakin tumbuh minat masyarakat untuk berinvestasi mutiara.

"Tidak usah takut investasi mutiara. Pelan-pelan akan melihat, oh ini bisa investasi. Karena ini benda yang long live dan tidak akan berubah bentuk," ucap Ratna.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com