Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Makan Larut Malam Tak Baik untuk Kesehatan?

Kompas.com, 9 Oktober 2019, 22:11 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

Sumber Daily Mail

KOMPAS.com - Sering ngemil larut malam? Jika ya, ada baiknya mulai sekarang kamu meninggalkan kebiasaan itu.

Ini karena makan sebelum tidur telah banyak dikatkan dengan munculnya beberapa masalah kesehatan.

Para ahli mengatakan, orang harus makan lebih banyak di siang hari dan membatasi makan di malam hari untuk menjaga kesehatan.

Sementara itu, para peneliti mengatakan, tubuh mencerna makanan lebih baik di siang hari, dan ketika matahari terbenam prosesnya mulai melambat. Bahkan, sistem pencernaan pun tidur ketika kita tidur.

Baca juga: Bahaya di Balik Kebiasaan Skip Sarapan dan Makan Larut Malam

Tetapi banyak orang masih menikmati makan lengkap di malam hari, bahkan saat larut malam menjelang tidur.

Hal itu bisa menjadi masalah, karena makan dua jam sebelum tidur berisiko menimbulkan efek negatif pada tubuh. Berikut tiga efek buruk yang bisa terjadi pada tubuh:

1. Berat badan

Sebuah laporan dari Penn Medicine News menunjukkan, bahwa orang-orang yang biasanya makan malam mengalami peningkatan berat badan lebih cepat dari yang lain.

Mereka juga memetabolisme lebih banyak karbohidrat dan lebih sedikit lemak dan memiliki kadar insulin, glukosa puasa, kolesterol, dan trigliserida yang lebih tinggi.

2. Ingatan yang buruk

Sebuah studi yang dilakukan pada tikus menemukan, makan larut malam menyebabkan perubahan pada otak.

Para peneliti menemukan bahwa hewan yang makan selama atau dekat dengan waktu tidurnya mengalami penurunan daya ingat dan kemampuan belajar yang buruk.

Baca juga: Selain Bikin Gemuk, Ada 6 Risiko Makan Malam Terlalu Larut

3. Mimpi buruk

Tubuh harus beristirahat selama tidur. Tetapi makan larut malam dapat memaksa tubuh untuk bekerja lembur untuk mencerna makanan. Dan ini dapat memengaruhi mimpi.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan dengan mahasiswa menunjukkan, bahwa mereka yang biasanya makan sebelum tidur memiliki mimpi yang lebih aneh atau mengganggu. Para peneliti mengatakan, pencernaan yang buruk berpotensi menyebabkan malam mereka juga menjadi buruk.

Meskipun ada beberapa alasan untuk menghindari makan larut malam, kamu sebaiknya tak menghindari dapur sepenuhnya sebelum tidur. Kamu masih bisa makan, tetapi hanya camilan kecil yang padat nutrisi.

Makan lebih banyak di siang hari juga akan membantumu mengurangi makan saat malam. Kelaparan berpotensi terjadi di malam hari, karena kamu mengonsumsi lebih sedikit makanan di siang hari.

Alasan lain untuk menghindari makan penuh sebelum tidur adalah, bahwa menghindari makan malam juga menawarkan manfaat kesehatan yang sama seperti puasa intermiten.

Ini dapat membantumu menurunkan berat badan, menghindari penyakit kronis, meningkatkan fungsi otak, dan meningkatkan kesempatan berumur panjang.

Baca juga: Makanan yang Sebaiknya Dihindari Waktu Makan Malam

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau