Selang beberapa hari, semua sel induk regenerasi pigmen hilang. Begitu sel tersebut hilang maka kita tidak bisa membuat ulang pigmen lagi atau terjadi kerusakannya permanen.
Dalam percobaan lain, para peneliti menemukan bahwa mereka dapat memblokir perubahan dengan memberikan anti-hipertensi pada tikus untuk mengobati tekanan darah tinggi.
Dengan membandingkan gen tikus yang sakit dengan tikus lain, mereka dapat mengidentifikasi protein yang terlibat dalam kerusakan sel induk akibat stres.
Menekan protein cyclin-dependent kinase (CDK) juga mencegah perubahan warna bulu pada tikus.
Ini membuka pintu bagi para ilmuwan untuk membantu menunda timbulnya uban dengan menargetkan CDK dengan obat.
Sebab penelitian yang dilakukan oleh Prof Hsu dan koleganya tidak dilakukan untuk menemukan perawatan rambut berubah.
"Penemuan yang dilakukan terhadap tikus ini hanyalah awal dari perjalanan panjang untuk menemukan intervensi bagi manusia."
"Ini juga memberi kita gambaran tentang bagaimana stres dapat memengaruhi banyak bagian tubuh lainnya," katanya.
Baca juga: Lakukan Ini Saat Menemukan Uban Pertama di Kepala
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.