Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/01/2020, 16:59 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Aktivitas dengan fokus visual tinggi seperti bermain game online atau menatap monitor sampai berjam-jam lamanya dapat menyebabkan mata kering

Mata kering adalah kondisi produksi air mata tak mampu melumasi mata dengan baik, akibatnya mata tidak dapat membersihkan debu atau benda asing yang mengganggu. Kondisi ini juga menimbulkan mata lelah dan berkurangnya produktivitas.

Berdasarkan data Nielsen Consumer Media View pada Oktober 2019, rata-rata orang, terutama para gamer menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari di depan layar. Mayoritas gamer menggunakan perangkat smartphone untuk main game.

"Secara umum, aktivitas visual seperti bermain game tentu butuh konsentrasi. Itu akan memengaruhi respon mata untuk berkedip," kata dokter spesialis mata Nina Asrini Noor, dari JEC dalam acara yang digelar oleh Insto Dry Eyes di Jakarta, Rabu (29/01/2020).

Nina menambahkan, proses mata berkedip bertujuan untuk menyegarkan permukaan mata agar tetap lembap, karena kemampuan manusia melihat tergantung dari permukaan mata.

"Karena mata mereka fokus dan konsentrasi pada layar itu bisa menimbulkan mata kering," ujarnya.

Gejala mata kering sangat beragam. Antara lain mata terasa panas, perih, serta seperti ada yang mengganjal. Pada akhirnya, permukaan mata akan mudah memerah.

Menurut Nina, secara umum orang Asia memang rentan mengalami mata kering. Faktor lainnya adalah perubahan iklim.

Baca juga: Mengatasi Mata Kering dan Iritasi

Untuk mencegah mata kering, gamer atau atlet e-sports harus lebih sering mengistirahatkan mata agar tidak timbul keluhan di kemudian hari.

"Usahakan istirahatkan mata selama sepuluh menit setiap satu jam. Jika durasi bermain dua jam, mata butuh istirahat setidaknya 15 menit. Gunakan obat tetes mata saat kondisinya tidak memungkinkan untuk istirahat," katanya.

Terkait pengobatan herbal seperti mencuci mata dengan rebusan daun sirih, Nina tidak menganjurkannya.

"Pengobatan dengan cara herbal yang belum teruji sterilitasnya sangat berisiko dan tidak saya anjurkan. Karena hal itu bisa berakibat infeksi mata," ujarnya.

Jika setelah beristirahat mata kering tak kunjung membaik, sebaiknya periksakan ke dokter mata. 

Dari kiri ke kanan: dr.Nina Asrini Noor, Sp.M, Weitarsa Hendarto, dan Giring Ganesha, dalam acara edukasi mata kering di Jakarta (27/1/2020).KOMPAS.com/Gading Perkasa Dari kiri ke kanan: dr.Nina Asrini Noor, Sp.M, Weitarsa Hendarto, dan Giring Ganesha, dalam acara edukasi mata kering di Jakarta (27/1/2020).

E-sport 2020

Insto, produk tetes mata, memberi dukungan pada Piala Presiden E-Sport 2020 dengan memberikan edukasi mengenai gejala mata kering.

"Para gamer fokus menatap layar mata sehingga kurang berkedip. Insto ingin meningkatkan kesadaran atas gejala mata kering," kata Senior Vice President Marketing dan International Operations Combiphar, Weitarsa Hendarto, dalam acara yang sama.

Weitarsa menambahkan, kesadaran masyarakat terhadap mata kering masih sangat rendah.

"Ke depannya kita akan terus melakukan kampanye, bukan hanya di satu event seperti Piala Presiden E-Sports 2020, tapi juga di berbagai event lainnya," katanya lagi.

Baca juga: Turnamen E-Sport Piala Presiden Akan Digelar Tahun Ini

Ketua penyelenggara Piala Presiden E-Sports 2020, Giring Ganesha menyebut, gamer terbiasa fokus menatap layar yang berakibat pada mata kering dan mengurangi kenyamanan bermain game.

"Tiap atlet e-sport perlu diberikan sosialisasi, bahwa saat pertandingan, mata mereka adalah instrumen utama. Karena itu, kesehatan mata wajib diutamakan," kata Giring.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com