Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Melihat Aksi Solidaritas Warga Italia Hadapi Pandemi Covid-19...

Kompas.com - 08/04/2020, 08:19 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Time

"Di hari lain, seorang wanita menelepon dan mengatakan, 'suami saya meninggal dan anak-anak saya berusia 3-5 tahun. Bagaimana cara saya memberi tahu mereka?'"

Brivio meminta agar sukarelawan menghadiri sesi online untuk pulih dan berlatih menghadapi kasus yang paling kompleks.

Namun, kata Brivio, tidak semua kisah berakhir buruk. "Terkadang kami berpikir kita berhasil," tutur dia.

"Orang-orang merasa lebih tenang sekarang. Mereka akan bisa tidur malam ini."

Aksi nyata lain bermunculan di seluruh penjuru Italia, di mana orang-orang menawarkan waktu dan kemampuan yang mereka miliki.

Setelah banyak restoran di sana tutup, beberapa koki menyiapkan makanan bagi para tunawisma.

Aktor teater menceritakan dongeng kepada anak-anak secara live streaming usai seluruh sekolah ditutup lebih dari satu bulan lalu.

Di kota-kota di wilayah Italia Selatan, penduduk meninggalkan makanan di jalan untuk mereka yang paling membutuhkan.

Stefano Marrone, sukarelawan di Kota Milan, mengatakan banyak orang Italia tersentuh oleh guncangan awal krisis dan meningkatnya angka kematian.

Baca juga: Kenali dan Atasi Cabin Fever Saat Isolasi Diri di Masa Wabah Corona

"Saya sepertinya akan mengingat guncangan di minggu pertama bulan Maret untuk waktu sangat lama. Orang-orang pergi ke tempat perbelanjaan dengan panik," kata dia.

"Tapi kita juga akan mengingat kekuatan orang-orang biasa yang bereaksi."

Marrone adalah bagian dari Voluntary Emergency Brigades, organisasi akar rumput yang bermitra dengan pemerintah Kota Milan dan LSM darurat Italia.

Organisasi ini mengoordinasikan para pemuda membawa bahan makanan dan obat-obatan bagi mereka yang terinfeksi, orangtua, dan mereka yang rentan terhadap virus di Milan -salah satu kota paling terdampak di Italia.

Sementara itu, Maria Maletta, seorang wanita tua yang tinggal sendirian di apartemennya di distrik Quarto Cagnino, menyebut inisiatif itu "ajaib".

Di usia mendekati 78 tahun, dan dengan beberapa kondisi kesehatan yang sudah ada, Maletta termasuk di antara orang paling berisiko mengalami komplikasi jika terkena Covid-19, dan dia disarankan untuk tetap di rumah.

Tetapi ketika kakinya terluka, dia butuh obat-obatan, tidak ada orang yang dapat mengantarkannya.

"Saya sendirian. Saya tidak punya siapa-siapa," katanya. "Saya selalu pergi sendiri, tapi sekarang segalanya berubah."

Selama berminggu-minggu, kata Maletta, dia tetap mengisolasi diri di rumah.

Dua pemuda, Lorenzo dan Edoardo Zerbini berinisiatif membantu Maletta dengan pergi ke apotek setempat dan membeli obat untuknya.

Keduanya mengenakan masker, tanda pengenal, dan menjaga jarak.

Ketika lockdown dimulai di wilayah Lombardy pada 8 Maret, Lorenzo sedang dalam proses penyerahan disertasi.

Baca juga: Melihat Bros Hijau Toska Ratu Elizabeth Saat Pidato Pandemi Corona

Sedangkan saudaranya, Edoardo bekerja di sebuah dealer mobil dan terpaksa menggunakan semua cutinya.

Memiliki banyak waktu luang, mereka memutuskan untuk mengabdikan diri kepada orang-orang yang paling rentan terinfeksi virus corona.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com