Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stroke Juga Bisa Terjadi di Usia Muda, Bagaimana Mencegahnya?

Kompas.com - 08/07/2020, 12:18 WIB
Nabilla Tashandra,
Bestari Kumala Dewi

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Banyak dari kita yang menganggap bahwa stroke adalah penyakit yang menyerang kelompok usia tua. Padahal, stroke sebetulnya bisa terjadi pada siapa saja dari kelompok usia manapun.

"Paling muda yang pernah saya tangani dan operasi usianya 10 tahun. Tapi saat ini sudah kembali bersekolah seperti biasa."

"Stroke bisa terjadi kapan saja, pada siapa saja, saat sedang beraktivitas apa pun."

Baca juga: Ubah Gaya Hidup untuk Kurangi Risiko Stroke

Demikian diungkapkan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf, Wienorman Gunawan dalam webinar bertajuk "Stroke Tidak Mengenal Usia" bersama Bethsaida Hospital, Selasa (8/7/2020).

Wienorman menambahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2018, kejadian stroke memang paling banyak terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Namun, bukan berarti tidak ada kasus stroke di usia muda.

"Yang di bawah 20 tahun (15-24 tahun) ada 0,6 persen. Jadi sedikit, tapi ada," sambungnya.

Penyebab terbanyak stroke di usia muda adalah aneurisma, kelainan pembuluh darah pada otak. Aneurisma sendiri merupakan pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding tersebut.

Namun, dengan penanganan yang segera aneurisma bisa diatasi sebelum pecah dan dapat memicu terjadinya stroke hemoragik atau stroke pendarahan.

"Aneurisma bisa diatasi sebelum pecah, karena kalau sudah pecah komplikasinya bisa menjadi berat," tutur Wienorman.

Baca juga: Mengupas Hubungan Hipertensi, Penyakit Jantung, dan Stroke

Pencegahan

Ada beberapa hal yang tidak bisa kita ubah, misalnya genetik atau jenis kelamin. Namun, serangan stroke juga bisa dicegah salah satunya dengan perubahan gaya hidup.

Sebab, kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan obesitas dapat memicu serangan stroke.

"Hipertensi, penyakit jantung, kebiasaan merokok, kolesterol. Itu yang bisa kita ubah," ungkap Wienorman.

Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan antara lain:

- Memperbanyak aktivitas fisik, minimal dengan melakukan 7.500 langkah per hari.

- Berhenti merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol.

- Memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta menerapkan pola makan bergizi seimbang.

- Mengontrol LDL atau kolesterol jahat.

- Istirahat cukup sert mengelola stres, dan lainnya.

Selain itu, Wienorman juga mengingatkan agar masyarakat cepat mencari pertolongan jika sudah merasakan gejala yang mengarah pada stroke.

Beberapa gejala stroke antara lain kelumpuhan atau kebas pada sisi tubuh, rabun yang terjadi secara tiba-tiba, pandangan ganda tiba-tiba, hingga sakit kepala luar biasa.

"Jika mengalami gejala itu kita harus curiga, segera ke rumah sakit jangan ditunda. Jangan sudah berat baru berobat, itu akan sangat telat," kata dia.

Baca juga: Simak 5 Cara Mencegah Stroke

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com