Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/07/2020, 23:03 WIB
Bestari Kumala Dewi

Editor

 

3. Makan Daging Sesekali

Menurut Buettner, daging dianggap sebagai makanan perayaan di Zona Biru dan biasanya hanya dimakan sekitar lima kali per bulan.

Dia menambahkan, mereka yang tinggal di komunitas ini biasanya sangat disiplin membatasi porsi daging. Mereka tidak akan makan daging lebih besar dari ukuran setumpuk kartu atau sekitar 3 ons.

Ini masuk akal, jika dilihat dari perspektif ilmiah, daging mungkin mengandung protein, vitamin B, dan zat besi yang tersedia, tetapi terlalu banyak daging dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti penyakit kardiovaskular dan kanker kolorektal.

Selain itu, asupan daging yang lebih tinggi pada pria dan wanita telah dikaitkan dengan tingkat kanker yang lebih tinggi dan semua penyebab kematian.

4. Hanya Minum Air, Kopi, dan Anggur

Itu berarti tidak ada soda dan minuman manis lainnya. Buettner mengatakan, bahwa orang yang tinggal di Blue Zone minum enam gelas air sehari, ditambah kopi di pagi hari, dan segelas anggur untuk makan malam.

5. Modifikasi Puasa Intermiten

Ini bukan berarti mereka yang tinggal di Blue Zone adalah pelaku diet. Lebih tepatnya, mereka biasanya makan dengan cara yang mirip dengan apa yang disebut puasa intermiten.

Menurut Buettner, mereka sarapan seperti raja, makan siang seperti pangeran, dan makan malam seperti orang miskin, dan mereka cenderung makan semua kalori mereka dalam jendela delapan jam, menyisakan 16 jam agar sistem pencernaan mereka beristirahat.

Ini berarti mereka makan lebih banyak pada saat sarapan dan makan malam lebih sedikit dan tidak makan larut malam.

Puasa intermiten diketahui memiliki salah satu manfaat terkait umur panjang. Namun, perlu dicatat bahwa puasa intermiten tidak untuk semua orang, terutama mereka yang sedang hamil, menyusui atau memiliki riwayat gangguan makan.

Baca juga: Berusia 94 Tahun, Ini Rahasia Ratu Elizabeth Panjang Umur

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com