Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 7 September 2020, 11:55 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Gejala Covid-19 yang unik yang disebut happy hypoxia syndrome ditemukan pada sebagian pasien. Dalam kondisi ini pasien tampak normal, tidak menderita batuk atau demam, tetapi saturasi oksigennya terus turun.

Jika tidak segera ditangani, pasien dengan gejala happy hypoxia itu bisa mengalami kematian. Karenanya dokter merekomendasikan pasien Covid-19 yang dirawat di rumah mmeiliki alat pulse oximeter atau alat pengukur saturasi oksigen.

Oximeter merupakan perangkat berukuran kecil yang dijepitkan ke jari, untuk mengukur denyut nadi dan persentase oksigen di dalam darah kita.

Menurut British Lung Foundation, tingkat saturasi oksigen normal di dalam darah pada orang yang sehat sekitar 95-100 persen.

Jika tingkat saturasi oksigen seseorang berada di bawah 95-100 persen, maka ada indikasi orang tersebut memiliki masalah paru-paru.

Tingkat saturasi di bawah 92 persen atau 88 persen bagi orang dengan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) menunjukkan jika ia menderita sakit parah dan membutuhkan oksigen tambahan.

Baca juga: Fenomena Happy Hypoxia Pasien Covid-19, Bupati Banyumas Usul Perbanyak Pengukur Saturasi Oksigen Darah

Pulse oximeter adalah perangkat medis umum yang telah digunakan sejak tahun 1970-an.

Umumnya, perangkat ini dipakai oleh orang-orang dengan masalah pernapasan, serta atlet dan pilot yang perlu memantau kadar oksigen di dalam darah.

Meski terdengar praktis, pulse oximeter harus digunakan dengan benar. Jika tidak, perangkat itu akan menunjukkan angka yang tidak akurat, dan tidak bisa diandalkan tanpa diagnosis lebih lanjut dari ahli di bidang medis.

Untuk mendiagnosis Covid-19

Walau dapat mengukur kadar oksigen di dalam darah seseorang,  namun pulse oximeter tidak bisa mendiagnosis Covid-19 pada seseorang.

Londonwide LMC, komite perwakilan National Health Service (NHS) General Practice di London, Inggris menyebutkan, hasil yang ditunjukkan pulse oximeter bisa dijadikan pertimbangan klinis, namun tidak menentukan hasil klinis secara mutlak.

Berbagai tipe smartband dan smartwatch buatan Fitbit, di antaranya Charge, Versa dan IonicKOMPAS.com/Yoga H. Widiartanto Berbagai tipe smartband dan smartwatch buatan Fitbit, di antaranya Charge, Versa dan Ionic

Dalam beberapa kasus, dokter akan menggunakan pulse oximeter dan meminta pasien Covid-19 pulang ke rumah jika mereka memiliki gejala terkait Covid-19 namun kondisinya belum perlu dirawat di rumah sakit.

Perlukah memiliki pulse oximeter di rumah?

Jika kita tidak memiliki masalah pernapasan bawaan dan tidak pernah menggunakan pulse oximeter, maka tidak usah membeli perangkat tersebut. Kita bisa memakai pulse oximeter jika telah mendapat rekomendasi dari dokter.

Menurut Chris Hui, profesor dan dokter kedaruratan medis, pulse oximeter bisa menjadi alat untuk memantau kondisi kesehatan kita saat berada di rumah, terutama pada orang yang rentan masalah pernapasan dan memerlukan terapi oksigen di rumah.

Baca juga: 7 Teknik Latihan Pernapasan Pereda Stres, Mau Coba?

Jika kita tidak memahami kadar oksigen kita yang normal, dan belum didiagnosis menderita penyakit pernapasan atau tidak mempunyai gejala pernapasan tertentu, kita tidak perlu membeli pulse oximeter.

Hasil yang keluar dari pulse oximeter tidak berguna tanpa masukan dari dokter atau pakar medis. Dan jika kita tidak pernah memakai alat itu sebelumnya, kita bisa keliru mengartikan hasil pada pulse oximeter.

Dr Andy Whittamore, kepala klinis Asthma UK dan British Lung Foundation, menyebut penggunaan pulse oximeter untuk mendiagnosis Covid-19 masih diteliti.

"Apa pun pemeriksaan yang dilakukan di rumah harus menjadi bagian dari perencanaan yang jelas, dan tidak menggantikan keputusan klinis," kata Dr. Whittamore.

Permintaan pulse oximeter meningkat sejak pandemi Covid-19, sehingga kita perlu waspada terhadap pulse oximeter yang dijual dengan harga tinggi atau tidak memiliki sertifikat keamanan di internet.

Baca juga: Dianggap Bisa Deteksi Covid-19, Perlukah Kita Punya Pulse Oximeter?

Cara memakai pulse oximeter

Profesor Hui mengatakan, kendati pulse oximeter secara umum akurat, perangkat ini harus digunakan dengan benar untuk mendapatkan informasi terbaik.

- Pegang alat dengan stabil selama 30 detik: Jika kita banyak bergerak, menempatkan perangkat dalam posisi yang salah atau waktu deteksi kurang dari 30 detik, informasi yang didapat bisa jadi tidak akurat.

- Hindari cat kuku dan kuku palsu: Kuku yang dilapisi cat atau penggunaan kuku palsu akan menghalangi cahaya pada perangkat untuk menuju darah, dan ini memengaruhi hasil yang terlihat pada perangkat.

- Kondisi medis bisa berpengaruh pada hasil: Sejumlah kondisi seperti anemia atau sindrom Raynaud (kondisi di mana jari terasa dingin) juga berpengaruh pada hasil.

Profesor Hui menambahkan. kualitas teknologi di dalam pulse oximeter turut memengaruhi keakuratan pembacaan.

Jadi, alangkah baiknya jika kita tidak bergantung pada pulse oximeter karena perangkat tersebut bisa memberikan hasil yang keliru.

Baca juga: 5 Besar Pabrikan Smartwatch dan Daftar Jam Pintar Terlaris

Apakah smartwatch atau fitness tracker bisa berfungsi sebagai pulse oximeter?

Beberapa smartwatch dan fitness tracker mempunyai fungsi pulse oximeter atau disebut sensor SpO2.

Namun lagi-lagi, kita tidak bisa bergantung pada hasil yang ditampilkan, karena perangkat itu tidak dibuat untuk kepentingan medis.

Label smartwatch Garmin menyebut, mengukur saturasi atau kadar oksigen dalam darah bisa membantu kita menentukan cara tubuh menyesuaikan diri dengan ketinggian untuk olahraga.

Pulse oximeter juga bisa menunjukkan apakah kita memiliki sleep apnea (gangguan tidur yang membuat kita susah bernapas) atau tubuh kita terlalu memaksakan diri saat berolahraga.

Tapi, hasil atau data yang diperoleh dari fitur pulse oximeter pada jam pintar dan fitness tracker tidak dijadikan acuan untuk kepentingan medis, mendiagnosis, mencegah atau bahkan menyembuhkan penyakit.

Jika kita menyadari ada masalah pada tubuh kita, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter, alih-alih mengandalkan perangkat.


Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau