Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/09/2020, 14:39 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

"Namun, umumnya berkaitan dengan 'kehadiran'," kata Chevy Rough, pelatih kesadaran dan performa.

"Ini murni tentang terhubung secara mental dalam gerakan kita dan tidak terganggu," kata dia.

"Gangguan bisa datang dari orang lain, kebisingan, teknologi, atau dalam bentuk tekanan budaya."

"Berapa kecepatan yang harus saya buat saat berlari? Seberapa jauh saya harus berlari? Apa definisi pelari?" kata dia lagi.

Menurut Puddicombe, kita perlu membedakan antara mindfulness (atau perhatian) dengan meditasi.

"Saat bermeditasi, kita menjauhkan diri dari kehidupan sehari-hari, jauh dari aktivitas, untuk benar-benar berdoa di mana kita dapat melatih pikiran dalam kesadaran."

"Kita melatih bagaimana cara agar tidak terganggu, tidak terjebak dalam pemikiran, tidak menahan perasaan tidak nyaman," kata dia.

"Kemudian, saat kita berlari, kita mengambil apa yang kita pelajari dari meditasi dan menerapkannya."

Baca juga: Belajar Mindfulness Bikin Kita Jadi Orang yang Ramah

Demi dapat berlari dengan penuh kesadaran, kita harus mengabaikan gangguan dan tekanan dari luar, lalu mendengarkan apa yang diinginkan oleh tubuh.

"Orang-orang terhubung dengan hal-hal berbeda," kata Charles Oxley, pelatih kesadaran dan performa di tim Asics Sound Mind Sound Body.

"Beberapa orang terhubung dengan ingatan masa lalu atau bagian tubuh mereka yang sebelumnya mengalami luka, dan koneksi itu membuka jalan untuk koneksi lebih intim di dalam diri kita."

Intinya, kita perlu mengabaikan sejenak dunia luar dan coba mengenali tubuh kita lebih baik, berdasarkan seberapa banyak kita tidur, makan, memenuhi nutrisi, dan di mana kita berada secara mental.

Berlari penuh kesadaran

Melakukan aktivitas secara sadar tampak lebih mudah diucapkan, tapi sulit dipraktikkan.

Ada cara mempersiapkan tubuh untuk zen (mengutamakan keharmonisan antara tubuh dan pikiran), dan trik yang dapat kita coba sambil berlari.

"Sebanyak 90 persen orang menjalani kehidupan yang sangat sibuk, dengan stres dan banyak tekanan," ujar Oxley.

"Saat mereka pergi ke gym dalam perjalanan menuju kantor atau dari kantor, mereka memikirkan deadline, rapat, dan keluarga mereka."

"Mereka sudah dalam kondisi stres, dan akan lebih stres saat berolahraga."

Agar kita keluar dari keadaan stres sebelum berolahraga, Oxley menyarankan untuk mengambil posisi pernapasan formal (bersandar ke tembok atau berbaring di tanah) dan fokus pada pernapasan.

"Saya sarankan klien saya mencoba untuk menarik napas dalam-dalam ke bagian bawah paru-paru, menggunakan diafragma mereka," kata dia.

"Langkah Ini hanya memperlambat pernapasan, dan setiap kali pikiran kita teralihkan, kita akan kembali bernapas lambat."

Sayangnya, menurut Oxley, durasi untuk melakukan teknik ini tidak sama pada setiap orang.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com