Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/10/2020, 19:51 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber livekindly

Dampak buruk bagi lingkungan

Industri kapas memang pernah menjadi kebanggaan Kerajaan Inggris, tapi industri ini memiliki sisi yang buruk.

Selain melakukan eksploitasi terhadap anak-anak, penanaman kapas yang berlebihan dapat menguras, merusak tanah, dan menggunakan air dalam jumlah yang besar.

WWF melaporkan, dibutuhkan 20.000 liter air untuk menghasilkan 1 kilogram kapas.

Menggunakan air sebanyak ini sangat boros, terutama jika kita menganggap bahwa sebagian besar tanaman ditanam di negara-negara yang menghadapi kelangkaan air.

Di India, tekanan air dinilai tinggi yang berarti negara ini kehabisan air tanah dan air permukaan sehingga lebih dari 160 juta orang tidak dapat mengakses air bersih.

Sementara, India menghasilkan lebih dari 6,4 juta metrik ton kapas di akhir musim panen.

Pemakaian pestisida

Bahan kimia potensial digunakan untuk merawat kapas.

Sementara industri kapas konvensional mencakup 2,6 persen tanah dunia dan industri ini menggunakan 6 persen pestisida secara global, serta 16 persen insektisida.

Air yang tercemar dari industri mengalir ke sungai dan saluran air lainnya yang tidak hanya membahayakan kehidupan laut tetapi juga manusia.

"Seperti yang dikatakan Vandana Shiva, tidak ada spesies yang dengan sengaja merancang kepunahannya sendiri, tetapi dengan industri pertanian yang kita miliki," kata perancang busana berkelanjutan, Katharine Hamnett.

"Industri fesyen adalah salah satu industri paling berpolusi di dunia yang menyebabkan kesengsaraan manusia, biaya hidup sangt besar, dan kerusakan lingkungan yang besar pula," lanjutnya.

Baca juga: Mengenal Slow Fashion, Mode Berkelanjutan demi Kelestarian Bumi

Kapas organik lebih ramah lingkungan

Kapas organik tidaklah sempurna tetapi jauh lebih baik bagi lingkungan daripada kapas konvensional.

Diketahui, kapas organik menggunakan 88 persen lebih sedikit air daripada kapas konvensional karena sebagian besar ditanam di daerah tadah hujan, sehingga mengurangi tekanan pada pasokan air lainnya.

Ketika kapas dibudidayakan secara organik, strategi rotasi tanaman dan praktik pembangunan tanah digunakan.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com