Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 10/12/2020, 21:57 WIB
Gading Perkasa,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Mencuci tangan dengan sabun menjadi pedoman kesehatan dalam mencegah penyebaran virus.

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di AS memprediksi, dengan sabun dan air, seseorang dapat mencegah penyakit diare sebesar 30 persen dan infeksi saluran pernapasan hingga 21 persen.

Mencuci tangan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir bisa membunuh kuman di tangan.

Hal ini mencegah orang tertular virus saat menyentuh mulut, hidung, atau mata.

Selain itu, mencuci tangan juga mengurangi kemungkinan penyebaran kuman di permukaan seperti gagang pintu atau meja dapur.

Dengan banyaknya pilihan di pasaran, kita pun bingung menentukan jenis sabun yang efektif mencegah kuman.

Muncul juga pertanyaan apakah sabun antibakteri menjadi pilihan yang lebih baik dibandingkan sabun biasa?

Menurut peneliti di bidang ilmu kesehatan populasi di Oxford University, Debbie Malden, penggunaan sabun antibakteri justru bisa berbahaya bagi kita.

"Sabun antibakteri mengandung bahan kimia tambahan yang tidak ditemukan pada sabun biasa, yang bisa bereaksi dengan permukaan sel bakteri," tuturnya.

Baca juga: Sabun Batang dan Cair, Mana Lebih Baik?

Baik sabun biasa maupun sabun antibakteri bisa membunuh bakteri dan virus, meskipun dengan cara berbeda.

Ketika sabun biasa dan air dicampurkan, salah satu ujung molekul akan menempel pada selubung lemak virus, sedangkan sisanya tertarik ke dalam air.

Penggunaan sabun biasa dapat memecah membran luar virus, dan menghancurkan virus tersebut.

Sementara sejumlah sabun antibakteri juga mampu membunuh kuman, namun belum tentu lebih baik.

"Agen antibakteri pada sabun jenis itu menyerang virus dengan menghambat pertumbuhannya atau bereaksi dengan membran luarnya," sebut Malden.

Tetapi proses menghambat pertumbuhan bakteri atau virus ini tidak bekerja lebih cepat. Sehingga, Malden menyebut sabun biasa jauh lebih baik.

Baca juga: Sabun Mandi Berbusa dan Tak Berbusa, Mana Lebih Baik?

Kandungan bahan kimia pada sabun antibakteri berbahaya?

Sabun biasa terdiri dari lemak, minyak, dan alkali. Sedangkan sabun antibakteri umumnya memiliki bahan kimia seperti triclosan dan triclocarban.

Kedua bahan ini sudah dilarang penggunaannya oleh Food and Drug Administration AS sejak tahun 2016.

"Meskipun dianggap aman, beberapa sabun antibakteri mengandung bahan kimia yang keamanan jangka panjangnya belum diketahui," ujar Malden.

Beberapa produk seperti sabun, pasta gigi, pembersih tangan dan obat kumur masih menggunakan bahan triclosan dan triclocarban.

Berdasarkan temuan yang diterbitkan ke dalam Journal of Toxicology and Environmental Health pada 2018, dua bahan tersebut dapat berkontribusi terhadap resistensi bakteri.

Baik FDA dan CDC menyatakan sabun antibakteri tidak terbukti efektif membunuh kuman, jika dibandingkan sabun biasa.

Karena kandungan bahan kimia dalam sabun antibakteri masih meragukan, menurut Malden jauh lebih baik menggunakan sabun biasa untuk menghilangkan kuman dan virus.

Baca juga: Benarkah Sabun Antibakteri Lebih Ampuh Membunuh Kuman?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com