Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kreasi Daur Ulang "Nyentrik", Bikin Kursi dari Masker Bekas Pakai

Kompas.com - 11/12/2020, 13:10 WIB
Gading Perkasa,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Jika ada barang bekas pakai atau limbah di rumah, mungkin kita bisa mempertimbangkan untuk memanfaatkannya, sebelum memutuskan membuang ke tempat sampah. 

Sebab, bukan tak mungkin barang bekas tersebut masih bisa diolah kembali menjadi sesuatu yang berguna, dan bahkan mempunyai nilai jual. Siapa tahu?

Selain menumbuhkan semangat berkreasi, memanfaatkan barang bekas sebagai bahan utama kerajinan tangan juga merupakan upaya melestarikan lingkungan dengan mengurangi limbah.

Baca juga: Melihat Komitmen Google untuk Pakai Bahan Daur Ulang

Hal itu pula yang dilakukan seorang mahasiswa asal Korea Selatan, belum lama ini. 

Mahasiswa desain furnitur bernama Kim Ha-neul semula mengaku merasa khawatir akan berlimpahnya limbah penggunaan masker wajah sekali pakai, di tengah pandemi Covid-19.

Kebanyakan dari masker wajah sekali pakai menggunakan bahan polypropylene, senyawa kimia termoplastik yang biasa ditemukan pada produk tekstil, alat tulis, atau wadah makanan.

Ha-neul lantas mencari solusi yang lebih ramah lingkungan, dan menemukan ide "nyentrik" dengan melelehkan limbah masker wajah tersebut.

Dia kemudian mengolah bahan tersebut sebagai material bangku yang dia sebut "Stack and Stack".

Baca juga: Kisah Putri Beatrice dengan Gaun Daur Ulang di Hari Pernikahannya

Satu bangku buatannya itu memerlukan sekitar 1.500 masker wajah bekas.

"Plastik dapat didaur ulang, lalu kenapa tidak mendaur ulang masker wajah yang terbuat dari plastik?" tutur Ha-neul, seperti dilansir Kantor Berita Reuters (Lihat gambar di sini).

Berawal pada bulan Juni lalu, Kim menyiapkan kotak penyimpanan masker di kampusnya, Kaywon University of Art and Design di Uiwang, selatan Kota Seoul.

Sebanyak 10.000 masker bekas dia kumpulkan. Ia juga menerima lebih dari satu ton masker yang rusak dari sebuah pabrik.

Guna mengurangi risiko penyebaran virus corona, Ha-neul menyimpan seluruh masker tersebut di gudang selama empat hari, sebelum mengolahnya.

Mahasiswa berusia 23 tahun itu kemudian melepas karet elastis dan tali pengikat masker dan menggunakan heat gun untuk cetakan.

Baca juga: Pakaian Anak Berbahan Plastik Daur Ulang dari H&M

Dia lantas melelehkan material tersebut pada suhu lebih dari 300 derajat Celcius.

Upaya Ha-neul menghasilkan bangku berkaki tiga berukuran 45 centimeter dari daur ulang masker berwarna putih, merah muda, biru dan hitam.

Kreasi itu lalu dipamerkan dalam acara kelulusannya. Namun, Ha-neul mengaku masih belum puas.

Ia berharap bisa membuat perabotan lain seperti kursi, meja, atau lampu dari daur ulang masker wajah.

Dia juga meminta pemerintah dan perusahaan swasta di Korsel melakukan hal yang sama seperti apa yang dia awali, demi menyelamatkan lingkungan.

Sebab, berdasarkan data Pemerintah Korea Selatan, khusus di bulan September, negeri ginseng itu memproduksi lebih dari satu miliar masker wajah, untuk kebutuhan rumah tangga.

Baca juga: Levi’s Umumkan Celana Jeans Daur Ulang

Tentu, mahasiswa lain di Kaywon University of Art and Design terkesan dengan ide dan desain bangku garapan Ha-neul.

Menurut Park Sung-chan -salah satu mahasiswa seni, pembuatan bangku dari masker wajah bekas menyampaikan pesan yang kuat kepada masyarakat.

"Ini mengingatkan kita pada apa yang kita lalui di tahun 2020 dengan virus corona, dan ini juga ramah lingkungan," kata Sung-chan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com