Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspadai Penularan Covid-19 dalam Klaster Keluarga

Kompas.com, 18 Desember 2020, 16:28 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber BestLife

KOMPAS.com - Menjelang liburan Natal dan Tahun Baru, masyarakat diingatkan agar tidak mengendurkan protokol kesehatan untuk mencegah potensi penularan Covid-19 dalam keluarga.

Walau rumah dinilai menjadi tempat yang lebih aman untuk berlindung dari Covid-19, nyatanya cukup banyak ditemukan klaster keluarga.

Selama liburan terjadi interaksi yang intensif, saling berkunjung ke rumah kerabat dan kolega, atau berkegiatan bersama.

Satu temuan baru-baru ini menjelaskan bagaimana rumah bisa menjadi tempat penularan Covid-19.

Tim peneliti di University of Florida melakukan studi meta-analisis dan dimuat ke dalam jurnal JAMA Network Open pada 14 Desember lalu.

Studi tersebut meninjau 54 studi lain yang mencakup 20 negara dengan hampir 78.000 subjek.

Baca juga: Pemprov DKI Catat 410 Klaster Keluarga Setelah Libur Panjang Akhir Oktober, 4.052 Orang Positif Covid-19

Peneliti menemukan, orang yang paling berpotensi menularkan Covid-19 kepada orang lain adalah kerabat atau pasangan yang tidak tinggal serumah.

1. Orang dewasa lebih mungkin menyebarkan virus

Tinggal serumah berpotensi tinggi menularkan Covid-19 ke anggota keluarga, tetapi yang paling rentan adalah pasangan suami istri. Interaksi yang intens, tidur di ruangan yang sama, serta paparan langsung, menjadi penyebabnya.

2. Tidak menularkan virus kepada anak

Secara keseluruhan, para peneliti melihat 16,6 persen dari orang dengan Covid-19 dalam studi menularkan virus ke anggota keluarga mereka yang tinggal serumah. Namun, hanya 16,8 pasien positif Covid-19 yang menularkan virus kepada anak-anak.

Baca juga: Klaster Covid-19 Bermunculan, Ini Cara Cegah Penularan Corona di Dalam Ruangan

3. Orang dengan gejala berisiko menyebarkan virus

Studi juga mengungkap, orang dengan gejala berisiko menularkan virus ke anggota keluarga yang tinggal serumah sebesar 18 persen. Sedangkan orang tanpa gejala hanya berisiko 0,7 persen untuk menyebarkan virus.

Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat tiba di pos pemeriksaan IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). Gubernur Anies Baswedan pada Sabtu pekan lalu mengatakan saat ini pasien terpapar Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala atau OTG akan dirawat di RSD Wisma Atlet, sebanyak 1.740 pasien Covid-19 yang dirawat inap hingga Rabu, 16 September 2020.KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG Petugas kesehatan menggunakan alat pelindung diri saat tiba di pos pemeriksaan IGD Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (16/9/2020). Gubernur Anies Baswedan pada Sabtu pekan lalu mengatakan saat ini pasien terpapar Covid-19 dengan status Orang Tanpa Gejala atau OTG akan dirawat di RSD Wisma Atlet, sebanyak 1.740 pasien Covid-19 yang dirawat inap hingga Rabu, 16 September 2020.

4. Kita berisiko tertular dari orang yang tinggal serumah

Di saat berada di luar, kita cenderung menjaga diri dari paparan virus dengan menerapkan protokol kesehatan ketat seperti menjaga jarak, memakai masker dan mencuci tangan. Namun, tingkat kewaspadaan kita akan berkurang saat kita di rumah.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau