KOMPAS.com - Sudah hampir satu tahun sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak orang yang mulai memelihara anjing untuk menemani mereka beraktivitas di rumah.
Namun penelitian YouGov baru-baru ini menunjukkan, bahwa satu dari enam orang yang memelihara anjing selama tahun 2020 khawatir tentang biaya pemeliharaan anjing mereka.
Hal tersebut membuat tempat perlindungan hewan seperti Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSPCA) dan yang lainnya sedang bersiap untuk menampung anjing terlantar, yang semuanya perlu dipulihkan.
Dalam survei tahunan Dogs Trust pada tahun 2020, ada sebanyak 37.283 anjing yang tidak diinginkan di berbagai tempat penampungan, dengan 3.463 anjing disuntik mati untuk mengurangi kepadatan berlebih.
"Kami tidak menilai orang yang membuat keputusan bertanggung jawab untuk menyerahkan hewan peliharaan mereka jika tidak dapat lagi memberikan perawatan."
Demikian yang dikatakan oleh Kepala Urusan Publik di tempat perlindungan hewan Blue Cross di Inggris, Becky Thwaites.
Baca juga: Tepatkah Adopsi Hewan Peliharaan di Masa Pandemi?
Menurut dia, Blue Cross lebih suka orang datang untuk meminta dukungan daripada terpaksa meninggalkan anjing peliharaannya di jalan.
Oleh sebab itu, dia menyarankan orang-orang yang ingin memelihara anjing sebaiknya mengambil dari tempat adopsi daripada membelinya.
Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan saat membuat keputusan untuk membeli anjing di masa yang sulit ini.
Apalagi, beberapa tempat penjualan anjing terbukti curang menjual anak anjing yang sakit atau ilegal dengan harga cukup mahal.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.