KOMPAS.com - Sama seperti orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalami depresi. Terlebih di situasi pandemi seperti sekarang.
Anak-anak harus bersekolah dan bermain di rumah. Kurangnya interaksi langsung dengan teman-teman sebaya bisa membuat anak stres.
Bila dibiarkan, stres dapat menyebabkan anak depresi. Selain itu, ada beberapa faktor risiko lain yang bisa memicu depresi pada anak. Misalnya karena perbedaan penampilan, gangguan belajar dan menderita penyakit kronis.
Anak yang mengalami masalah keluarga seperti perceraian dan kekerasan dalam rumah tangga lebih rentan mengalami depresi.
Menurut psikolog klinis Jephtha Tausig-Edwards, Ph.D, genetik juga dapat menjadi faktor penyebab depresi. Namun dia mengingatkan, depresi biasanya tidak hanya memiliki satu penyebab.
Baca juga: Kesedihan Berlangsung Lama Bisa Jadi Tanda Depresi, Kenali Cirinya
"Penyebab depresi pada anak bisa beragam. Sering kali anak depresi karena peristiwa kehidupan yang penuh tekanan, kegagalan akademis, dan konflik di rumah," kata Tausig-Edwards.
Kendati demikian, dirinya mengungkapkan, tidak semua anak akan menjadi depresi saat menghadapi berbagai permasalahan tersebut.
"Tetapi penting bagi orangtua untuk mencari tanda dan gejala depresi pada anak. Depresi dapat diobati," tambah Tausig-Edwards.
Gejala anak depresi
Pada anak tidak ada tes depresi yang nyata. Oleh karenanya, orangtua harus mengandalkan nalurinya sendiri.
Baca juga: Orangtua Perlu Ketahui 8 Tanda Depresi pada Remaja
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.