Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Orangtua Pergoki Anak Akses Konten Porno, Jangan Lakukan 5 Hal Ini

Kompas.com - 18/01/2021, 21:48 WIB
Nabilla Tashandra

Editor

"Semuanya akan jauh lebih mudah jika ini (membicarakan tentang akses konten dewasa) bukan percakapan pertama orangtua dan anak tentang seks, tetapi sudah merupakan diskusi yang kesekian kalinya," ungkap terapis seks dan keluarga di Palo Alto, California, Marty Klein.

Baca juga: Edukasi Seks untuk Anak, Apa yang Perlu Dilakukan Orangtua?

5. Memutus semua akses teknologi anak
Ini mungkin adalah reaksi kebanyakan orangtua ketika memergoki anaknya mengakses konten dewasa melalui ponsel atau gawai lainnya.

Aturan dan batasan memang perlu diterapkan untuk menghadapi budaya online.

Namun, mengambil semua akses teknologi anak hanya akan membuatnya terisolasi karena tidak bisa berkomunikasi dengan teman-temannya melalui media sosial.

Selain itu, jika anak khawatir orangtuanya akan mengambil gawainya secara penuh, anak akan cenderung mengakses konten-konten tersebut secara sembunyi-sembunyi.

Jadi, alih-alih mengambil gawai anak lebih baik orangtua mengajari anak bagaimana menggunakan teknologi secara bijak.

Sampaikan apa saja yang menurutmu aman dan apa yang menurut anak aman dilakukan.

Buat aturan yang disepakati bersama terkait penggunaan gawai.

Cobalah mempraktikkan situasi yang mungkin suatu saat akan dihadapi anak saat mengakses internet.

Jika mereka menemui kebingungan, di situlah peran orangtua untuk mengarahkan.

Baca juga: Cegah Anak Kecanduan Gawai Dimulai dari Orangtua

Orangtua jangan menyalahkan diri sendiri
Banyak yang meyakini bahwa perilaku anak adalah cerminan orangtuanya.

Namun, bukan berarti orangtua harus menyalahkan diri sendiri atas apa yang dilakukan anak.

Tak perlu menyalahkan diri sendiri ketika anak melakukan sesuatu yang Anda anggap tidak pantas dilakukan.

Membimbing anak adalah tugas orangtua, jadi bantulah anak dengan cara membimbingnya dalam banyak hal.

Anak-anak kita bukanlah kita. Mereka juga punya pilihan dan pengalamannya sendiri.

Ketika memergoki anak mengakses konten dewasa, lumrah jika orangtua berpikir seperti "apa ada yang salah dengan pola asuhku? Apa yang sudah aku lakukan sampai anakku begitu?"

Namun, usahakan untuk menanyakan pada diri sendiri pertanyaan yang lebih membangun, seperti "apa yang bisa aku lakukan agar anakku bisa lebih maju dan sukses?"

Fakta bahwa anak mengakses konten dewasa tidak membuat Anda menjadi "orangtua yang buruk" atau anak menjadi "anak yang nakal".

Lebih baik terima apa yang terjadi dan melangkah ke depan. Pikirkan agar anak menjadi pribadi lebih baik ke depannya dan tidak terjerumus ke arah yang salah.

Hal terpenting adalah bagaimana anak merasa orangtuanya sayang dan peduli pada dirinya.

Baca juga: Usia Berapa Anak Perlu Mendapatkan Pendidikan Seks?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com