Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/01/2021, 18:56 WIB
Maria Adeline Tiara Putri,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sumber

KOMPAS.com - Menasihati anak balita saat dirinya berbuat salah bukanlah hal mudah. Terkadang, anak akan bersifat defensif atau bahkan berteriak karena merasa dirinya benar.

Tak sedikit orangtua yang ikut terpancing dan pada akhirnya memarahi anak dengan nada tinggi. Namun sebenarnya, anak tidak bermaksud melawan orangtua.

Anak hanya belum paham cara mengatur intensitas emosinya. Oleh karenanya, orangtua perlu membantu anak memahami emosinya seiring perkembangan otak.

Di usia balita, anak belum memiliki kontrol impuls atau kemampuan mengendalikan emosi maupun perilaku. Padahal, otak membutuhkan banyak kekuatan untuk mengendalikan emosi dan perilaku.

Pada anak, bagian otak yang mengontrol impuls yakni lobus frontal masih dalam tahap awal perkembangan. Inilah alasannya anak kecil sulit menahan diri agar tidak berperilaku buruk.

Baca juga: Balita Sering Memukul Ketika Marah, Ini yang Harus Dilakukan Orangtua

Perkembangan emosional anak balita khususnya di usia 4 tahun masih bergelombang dan kompleks.

Mereka memang bisa melakukan lebih banyak hal. Tapi tetap saja belum memiliki kapasitas untuk memahami perasaannya sepenuhnya.

Tak jarang anak mengkomunikasikan perasaannya dengan cara berteriak atau menangis ketika ditegur karena tidak tahu harus berbuat apa.

Terkait hal ini, orangtua perlu melakukan beberapa tindakan untuk mengubah sikap anak yang sering berteriak atau menangis saat dinasihati.

Perubahan harus dimulai dari orangtua karena keterampilan orangtua mengendalikan emosi jauh lebih baik dibanding anak.

Salah satunya adalah mengubah cara menegur anak agar tidak membuatnya marah. Dengan begitu perilaku anak bisa diperbaiki.

Baca juga: 5 Cara Berhenti Berteriak pada Anak

Berikut cara yang bisa dilakukan orangtua.

1. Tatap mata

Sebelum menegur, ada baiknya langsung menatap mata anak. Sesuaikan level sehingga mata anak dan orangtua berada dalam posisi sejajar.

Menatap mata dapat menarik perhatian anak. Setelah itu, pegang tangannya atau memberikan sentuhan lain untuk membantu sistem saraf terasa lebih tenang. Ini dikenal sebagai regulasi emosional.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Sumber
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com