BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Allianz

Olahraga dan Perlindungan Diri di Masa Pandemi

Kompas.com - 22/01/2021, 16:41 WIB
Hotria Mariana,
Agung Dwi E

Tim Redaksi

 

JAKARTA, KOMPAS.comPandemi Covid-19 belum juga sirna. Untuk melindungi diri dari risiko penularan, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu diterapkan. Salah satunya, dengan berolahraga.

Seperti diketahui, olahraga membantu meningkatkan sel-sel imun dalam tubuh. Dengan begitu, seseorang tidak akan mudah sakit atau terjangkit virus, termasuk virus corona.

Untuk durasi, Badan Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan kegiatan olahraga dilakukan selama 30 menit sehari atau 2,5 jam setiap minggu.

Tidak seperti sebelumnya, olahraga di masa pandemi dilakukan dengan beberapa penyesuaian. Misalnya, seperti yang dilakukan Yasha Chatab, pendiri komunitas lari IndoRunners.

Yasha mengatakan, selama pandemi, ia hanya berlari di sekitaran kompleks tempat tinggal. Setelah enam bulan, barulah ia memberanikan diri untuk melakukan olahraga tersebut di luar kawasan huniannya. Namun, dengan mengikuti protokol kesehatan.

“Saya enggak ajak orang-orang untuk ikutan lari seperti biasa. Paling-paling hanya satu teman,” kata Yasha dalam web seminar (webinar) bertajuk “Bersama Menguatkan Diri: Pantang Menyerah, Kini dan Nanti” inisiasi Allianz dengan Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Penyesuaian juga terjadi pada komunitas yang ia dirikan. Kegiatan lari bersama tidak lagi dijalankan. Akan tetapi, Yasha tidak melarang anggota yang masih ingin berlari. Dengan catatan, menaati protokol kesehatan.

Masih harus waspada

Malang tak dapat ditolak, mujur tak dapat diraih. Meski telah melakoni hidup sehat dan rajin berolahraga, nyatanya Yasha masih bisa terjangkit virus corona pada awal September 2020.

“Saat itu, gejala saya cukup berat dan harus dirawat di rumah sakit. Rasanya sulit untuk dipercaya, ternyata orang sehat juga tetap bisa sakit,” ungkapnya.

Sebagai penyintas Covid-19, ia berpesan agar masyarakat tetap waspada. Selain menyiksa tubuh, penyakit tersebut membuat keuangan ikut terganggu.

Berdasarkan informasi dari Gugus Penanganan Covid-19, biaya rawat jalan pasien Covid-19 di rumah sakit tidaklah sedikit. Jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah, sebagaimana diberitakan Kompas.com, Jumat (20/11/2020).

Dalam kasus Yasha, ia masih bisa bernapas lega terkait kondisi keuangan. Itu karena proteksi asuransi kesehatan Allianz yang dimilikinya.

Yasha menuturkan, tagihan rumah sakit yang mencapai Rp 232 juta kala itu dibayarkan oleh asuransi kesehatan asal Jerman tersebut.

“Jadinya, saat itu, saya merasa baik-baik saja. Sebab, saya terlindungi secara finansial sehingga saya bisa menjalani pengobatan lebih mudah dan bisa pantang menyerah melawan penyakit,” imbuhnya.

Lewat pengalamannya, Yasha mengimbau, tak ada salahnya memberikan proteksi finansial berupa asuransi kesehatan.

Hal tersebut dibenarkan Bancassurance and HCS Program Head Allianz Aditya Sumirat. Dalam kesempatan webinar, ia mengumumkan bahwa Allianz berkomitmen memberikan kemudahan pembiayaan pengobatan Covid-19, baik itu di rumah sakit maupun isolasi mandiri lewat program yang digelar sejak Sabtu (16/1/2021) hingga Rabu (31/3/2021).

Nasabah Allianz juga bisa menikmati layanan konsultasi dokter daring Halodoc secara gratis untuk semua gejala medis. Untuk mendapatkan informasi terkait hal tersebut, silakan klik tautan ini.

“Yang tak kalah penting, Allianz kini tidak memberlakukan masa tunggu 30 hari untuk klaim penyakit Covid-19 bagi nasabah baru,” kata Aditya.

Pada kesempatan yang sama, Chief Marketing Officer Allianz Life Indonesia Karin Zulkarnaen mengatakan, segala penyesuaian tersebut menjadi bukti nyata bahwa Allianz akan selalu mendampingi para nasabah kini dan nanti.

“Kami memperluas proteksi asuransi untuk menanggung biaya yang dikeluarkan selama perawatan di lokasi yang ditunjuk pemerintah maupun isolasi mandiri. Tentunya, seluruh limit tetap mengacu pada polis asuransi sesuai produk yang dimiliki nasabah,” kata Karin.

Webinar Bersama Menguatkan Diri: Pantang Menyerah, Kini dan Nanti inisiasi Allianz dengan Kompas.com, Sabtu (16/1/2021). Webinar Bersama Menguatkan Diri: Pantang Menyerah, Kini dan Nanti inisiasi Allianz dengan Kompas.com, Sabtu (16/1/2021).

Dukung ekosistem olahraga

Komitmen Allianz dalam memberikan pelayanan terbaik bagi nasabah tak berbatas pada penanganan Covid-19. Sebagai perusahaan asuransi kesehatan, Allianz mendukung penuh aktivitas-aktivitas yang bertemakan olahraga.

Allianz secara resmi memulai kemitraan global untuk delapan tahun ke depan—terhitung dari 1 Januari 2021—dengan Gerakan Olimpiade dan Paralimpiade yang sudah terjalin sejak 2006.

Salah satu wujud dukungan tersebut adalah dengan menyebarkan semangat pantang menyerah melalui pengalaman atlet, seperti kisah atlet paracycling M Fadli yang turut hadir pada acara webinar Allianz dan Kompas.com.

Awalnya, Fadli bukanlah atlet sepeda seperti yang dikenal khalayak saat ini, melainkan seorang pebalap motor. Kecelakaan yang terjadi pada 2015 mengakibatkan salah satu kakinya diamputasi.

“Saya sempat berada di titik terendah saat kaki saya harus diamputasi, tetapi saya sadar tidak boleh mudah menyerah. Berkat dukungan orang-orang terdekat, saya mulai mencari kesempatan yang bisa dilakukan meski dengan kaki palsu,” cerita Fadli.

Fadli pun ganti haluan. Ia menekuni hal baru dengan menjadi atlet paracycling. Pelan tapi pasti, Fadli mulai unjuk gigi di berbagai kompetisi. Sebut saja ASEAN Para Games di Malaysia pada 2017. Di sana, ia berhasil menyabet dua medali perak dan dua medali perunggu.

Kemudian, pada ASEAN Para Games 2018 Indonesia, ia memenangkan tiga medali yang terdiri dari emas, perak, dan perunggu.

Semua itu tak terlepas dari semangat dan dukungan yang diberikan segala pihak. Tahun ini, Fadli tengah mempersiapkan diri untuk mengikuti Paralimpiade 2021 di Tokyo.

Belajar dari pengalaman, Fadli lantas mengajak para rekan disabilitas agar tetap semangat dalam menekuni minat yang disukai.


komentar di artikel lainnya
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com