Bisa pula karena infeksi saluran kemih sebelumnya (ISK) yang menyebabkan respons dalam sistem kekebalan, dan kerusakan saraf panggul.
Phimosis adalah suatu kondisi di mana bagian kulup pada penis terlalu ketat untuk ditarik ke atas kepala penis.
Phimosis hanya menyerang orang yang belum menjalani prosedur sunat, dan juga terjadi pada masa kanak-kanak daripada di masa dewasa.
Kemungkinan penyebabnya termasuk infeksi, iritasi kulit, dan kondisi kulit tertentu.
Saat berhubungan seks, phimosis dapat menyebabkan rasa sakit, kulit pecah, atau kurangnya sensasi.
Mengenakan kondom dan menggunakan pelumas dapat membantu membuat hubungan seksual lebih nyaman pada mereka yang menderita phimosis.
Balanitis adalah peradangan pada kepala penis, yang dapat menyebabkan perubahan warna, pembengkakan, dan nyeri seperti tertekan.
Baca juga: Ukuran Penis Ternyata Bisa Menyusut, Ketahui 6 Penyebabnya
Pria yang mengalami balanitis juga bisa merasa gatal dan iritasi. Gejala ini dapat terjadi di bawah kulup dalam beberapa hari setelah melakukan hubungan seksual.
Seks tanpa pelindung, kebersihan yang buruk, alergi, dan bahan kimia iritan dapat meningkatkan risiko balanitis.
Balanitis juga bisa diderita pria saat ia melakukan hubungan seks dengan wanita yang menderita sariawan vagina.
Demi pencegahan, cucilah penis setelah melakukan hubungan seksual.
Dalam beberapa kasus, penis yang sakit atau teriritasi dapat mengindikasikan infeksi menular seksual (IMS).
Beberapa IMS yang umum termasuk herpes genital, klamidia, gonore, dan sifilis.
Gejala IMS lainnya pada penis dapat meliputi, sensasi gatal atau terbakar di penis, atau pun keluarnya cairan dari penis.
Ada pula gejala nyeri panggul, serta luka, lecet, atau benjolan di sekitar penis, anus, atau mulut.
Baca juga: Mitos Tentang Ukuran Penis, Mana yang Benar?