Hasilnya, tampilan kulit calon ibu akan lebih kusam dan rentan berjerawat dan rambutnya terlihat lebih tipis.
Sementara calon ibu yang mengandung bayi laki-laki mengalami hal sebaliknya.
Di sisi lain, perubahan pada produksi minyak rambut yang terjadi selama kehamilan mungkin berkairan pada perubahan hormonal atau pola makan, yang berdampak pada tampilan kulit.
Baca juga: 6 Bahan Skin Care yang Berbahaya bagi Ibu Hamil
Sejumlah peneliti mengungkap bahwa semakin stres seorang calon ibu ketika hamil, maka semakin besar kemungkinan bayi yang dikandung adalah perempuan.
Alasannya, janin perempuan mungkin tidak lebih rentan terhadap kondisi yang tidak menguntungkan di dalam rahim daripada janin laki-laki.
Sebuah studi kecil pada 2019, misalnya, menemukan bahwa calon ibu yang dilaporkan mengalami stres fisik dan psikologis lebih mungkin melahirkan anak perempuan.
Penelitian lainnya yang dilakukan pada 2012 menemukan hubungan antara kadar hormon stres kortisol dan rasio kelahiran bayi laki-laki dan perempuan.
Dalam studi ini, calon ibu dengan tingkat kortisol tinggi secara statistik lebih mungkin memiliki anak perempuan.
Sementara studi lain di tahun 2013 menemukan bahwa dalam dua tahun setelah gempa bumi di pulau Zakynthos, Yunani, tingkat kelahiran laki-laki turun.
Peneliti menduga bahwa peningkatan tingkat stres di komunitas tersebut memengaruhi rasio kelahiran.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.