Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 17 Februari 2021, 12:01 WIB
Gading Perkasa,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

Sumber WebMD

KOMPAS.com - Bagi para pecinta kopi, tiada hari terlewat tanpa menikmati secangkir kopi. Tetapi, bagaimana jika sedang mengandung? Apakah tetap aman jika terus minum kopi?

Selama masa kehamilan, sebaiknya puasa ngopi dulu. Menurut penelitan terbaru, konsumsi kopi saat hamil dapat menyebabkan anak yang lahir mengalami gangguan perilaku di masa depan.

Hal itu terungkap dari studi terbaru yang dilakukan para peneliti di University of Rochester, New York, Amerika. Studi tersebut meneliti 9.000 pemindaian otak dari anak berusia 9-10 tahun sebagai bagian dari studi jangka panjang terbesar tentang perkembangan otak dan kesehatan anak.

"Ada perubahan yang samar, tapi nyata pada anak yang terpapar kafein dalam kandungan," kata penulis studi John Foxe, direktur Del Monte Institute for Neuroscience di University of Rochester.

Baca juga: Apakah Ibu Hamil Bebas Minum Kopi?

"Kopi mungkin tidak membuat perbedaan signifikan dalam perilaku anak, tetapi bagi anak yang rentan, kopi mungkin membalikkan perilaku mereka melewati ambang batas," tambah Foxe.

Studi tersebut tidak menemukan adanya perubahan pada kecerdasan atau kemampuan berpikir anak.

Selama ini, ibu hamil dianjurkan untuk membatasi asupan kafein guna menurunkan risiko keguguran atau kelahiran prematur.

Metode penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pemindaian otak pada anak yang ibunya mengonsumsi kafein selama kehamilan. Terungkap adanya perubahan jalur yang dapat memicu masalah perilaku, termasuk kesulitan fokus dan hiperaktif.

Selain faktor ibu hamil yang mengonsumsi kopi, menurut Foxe gangguan perilaku pada anak bisa disebabkan oleh riwayat keluarga dan sejumlah faktor ekonomi.

Baca juga: Pengaruh 7 Jenis Makanan pada Perilaku Anak

Foxe menyampaikan, alasan kafein yang dikonsumsi ibu hamil dapat memicu perubahan perilaku anak tidak diketahui pasti.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

American College of Obstetricians and Gynecologists menyarankan agar ibu hamil membatasi asupan kafein hingga 200 miligram per hari.

Namun, studi menemukan jika asupan kafein 200 miligram per hari masih terlalu banyak untuk dikonsumsi ibu hamil.

"Saya menyarankan wanita hamil untuk mengonsumsi kafein sekecil mungkin dan beralih ke kopi tanpa kafein sama sekali," sebut Foxe.

Baca juga: Benarkah Minum Kopi Bisa Meningkatkan Tekanan Darah?

Dia juga mengingatkan agar ibu hamil yang sebelumnya terbiasa ngopi untuk tidak berhenti mengonsumsi kafein secara total, karena itu dapat memicu berbagai gejala, termasuk sakit kepala, mudah tersinggung, mual dan kesulitan berkonsentrasi.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau