Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/04/2021, 18:20 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perilaku Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa muncul sebagai akibat dari relasi orangtua yang tidak sehat.

Laki-laki dan perempuan menyikapinya secara berbeda dan menghasilkan tindakan yang berlainan pula.

Kekerasan dalam keluarga agaknya menjadi isu yang selalu layak dibahas. Berita KDRT di Indonesia yang mencuat belakangan menunjukkan jika siapa saja bisa menjadi korbannya.

Baca juga: Pengakuan Yuyun Sukawati soal KDRT, Dilempar dari Balkon hingga Diseret ke Luar Rumah

Sejumlah artis seperti Thalita Latief, Nindy, dan Yuyun Sukawati mengalami kasus kekerasan di tangan pasangannya sendiri.

Video yang sempat viral di media sosial belum lama ini menunjukkan seorang bapak yang hendak menganiaya anak remajanya.

Akar permasalahan ini sebenarnya bisa ditelisik jauh ke lingkup keluarga pelaku KDRT.

Nurmawati, Humas Rifka Annisa Women's Crisis Center menjelaskan pelaku biasanya berawal dari korban kekerasan keluarga.

"Riset yang kami lakukan menunjukkan kecenderungan pelaku adalah korban dari relasi orang tua yang seperti itu, penuh kekerasan," kata dia.

Peristiwa traumatis yang dialami ketika berusia dini ini membentuk kepribadian seseorang.

Korban yang mengalami atau melihat tindak kekerasan ini bisa menyalahartikan hal tersebut sebagai hal yang lumrah.

Nurma menerangkan, individu tersebut lalu mengilhami hal yang dialaminya dan mengaplikasikannya pada kehidupannya.

"Mereka merasa dipukul, dicacimaki atau tidak menghargai pasangan itu sebagai hal yang wajar dalam hubungan keluarga," kata Nurma.

Baca juga: Alami KDRT, Yuyun Jin dan Jun Laporkan Suami ke Polisi

Namun, ada pula yang menjadikannya pengalaman untuk tidak mengulanginya di masa depan.

Sayangnya, hanya segelintir korban KDRT yang merasakan hal itu dan berusaha tidak melakukan kesalahan yang serupa.

Karena itu, praktik kekerasan dalam keluarga bisa sangat berdampak buruk. Bukan hanya secara fisik namun juga secara mental terhadap anak-anak.

Respons berbeda

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com