Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingin Punya Anak atau Tidak, 8 Hal yang Wajib Dibahas Bersama Pasangan

Kompas.com - 12/04/2021, 12:44 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Media sosial tengah ramai dengan pembahasan soal childfree atau keputusan untuk tidak punya anak. Biaya, waktu dan karier menjadi sejumlah faktor pertimbangan utamanya.

Menikah nyaris sama artinya dengan memiliki anak, demikianlah anggapan di masa lalu. Namun pemikiran ini tidak lagi bertahan di masyarakat modern saat ini.

Ada sejumlah kalangan yang menganggap memiliki anak bukan suatu keharusan. Karena itu ada baiknya membicarakan bersama pasangan untuk menyamakan persepsi.

Jenny Taitz, seorang psikolog dan instruktur klinis di Departemen Psikiatri UCLA, California mengatakan lebih baik menentukan sikap yang jelas sejak awal.

"Daripada berharap yang terbaik, dan memiliki sikap spontan, sangat bagus untuk memiliki ekspektasi yang jelas mengingat meningkatnya tekanan perkawinan setelah memiliki anak," terangnya seperti dikutip dari Insider pada Senin (12/4/2021).

Baca juga: Kenali Kecenderungan Pasangan KDRT Sejak Pacaran

Kebahagiaan akan hadirnya buah hati datang dengan tanggung jawab yang besar. Ada sejumlah hal yang harus dikompromikan jika menjadi orangtua.

Pastikan untuk membicarakannya dengan pasangan guna menentukan mana yang lebih sesuai keinginan, childfree atau tidak.

Setidaknya ada delapan hal yang bisa didiskusikan bersama pasangan sebelum memutuskan menjadi orangtua yakni:

  • Apakah ingin memiliki anak dan apa alasannya?

Tanyakan kepada pasangan apakah ingin memiliki anak, alasannya dan seberapa penting itu baginya. Rachael Benjamin, seorang terapis pasangan di New York mengatakan pertanyaan ini akan menguraikan perspektif pasangan.

Misalnya saja soal masa kecil mereka, cara pandang soal pengasuhan dan kadar kesiapannya menjadi orangtua. Uraian tersebut bisa menjadi awal bahasan mengenai alasan dan kebutuhan untuk memiliki anak.

Baca juga: Pertimbangkan Ini Bila Ingin Menikah Lagi saat Sudah Punya Anak

  • Bagaimana kenangan masa kecilnya?

Bicarakan tentang peristiwa yang terjadi di masa kecil bersama pasangan, baik kenangan baik maupun buruk. Napak tilas ini bisa sangat mempengaruhi keputusan kita di masa mendatang sebagai orangtua.

Kita bisa jauh lebih mengenal pasangan dalam taraf yang berbeda termasuk pola didik yang diterapkan oleh orang tuanya. Hal ini bisa menentukan kecenderungannya menghadapi buah hati nantinya.

IlustrasiShutterstock Ilustrasi

"Pengalaman masa lalu dengan keluarga akan memengaruhi cara seseorang menjadi orang tua," kata Benjamin.

  • Apa kekhawatiran terbesar saat menjadi orangtua?

Anak-anak tidak datang dengan kesempurnaan. Selalu ada kemungkinan mereka menjadi pribadi yang lemah, memiliki keterbatasan fisik, mental, maupun penyandang disabilitas.

Sejumlah hal itu seringkali jadi ketakutan yang dirasakan seseorang saat memiliki anak tapi tabu untuk dibicarakan. Namun, Benjamin berpendapat kekhawatiran itu penting untuk dibicarakan.

Dengan demikian kita bisa mencari solusi atau melakukan pencegahan. Jika sudah tak ada jalan keluar, paling tidak mengutarakan ketakutan ini bisa jadi pertimbangan penting sebelum memutuskan ingin memiliki anak.

Baca juga: Cermati, Tanda-tanda Anak Berkebutuhan Khusus Sejak Dini

  • Apa pendapat pasangan soal aborsi dengan pertimbangan kesehatan?

Banyak kelompok etnis membawa risiko untuk masalah genetik tertentu. Hal ini bisa saja membuat janin cacat atau menyulitkan anak ketika dilahirkan seperti adanya masalah fisik atau kesehatan.

Topik ini mungkin sulit dan masih jarang dibahas namun penting untuk didiskusikan. Kenali lebih jauh pendapat pasangan soal ini karena ini adalah kemungkinan yang bisa saja dialami.

  • Apa pendapat pasangan mengenai adopsi dan bayi tabung?

Kondisi kesehatan dan fisik bisa menjadi halangan jika ingin memiliki buah hati. Jika sudah begitu, program bayi tabung dan adopsi menjadi opsi yang bisa dipertimbangkan.

Cari tahu apakah pasangan bersedia melalui stres fisik, emosional, dan finansial yang terkait dengan bayi tabung atau terbuka dengan opsi adopsi.

Kita tidak selalu harus punya pendapat yang sejalan dengan pasangan namun paling tidak sudah pernah membicarakannya lebih jelas.

Baca juga: Faktor Usia Ibu Pengaruhi Keberhasilan Program Bayi Tabung

  • Siapa yang akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dan pola pengasuhan seperti apa yang diinginkan?

Pasangan wajib mendiskusikan bagaimana mereka membagi tugas pengasuhan anak. Setelah punya anak, apakah kedua orangtua akan tetap bekerja atau salah satu mengalah untuk menjaga anak di rumah.

Jika tetap bekerja, pertimbangkan soal biaya penitipan anak yang jelas tidak murah. Cari tahu lebih banyak soal implikasi yang terjadi dari pilihan-pilihan tersebut. 

  • Bagaimana perencanaan keuangan setelah punya anak?

Sudah jadi rahasia umum jika punya anak membutuhkan biaya yang besar. Fakta ini tentu saja memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orangtua.

Benjamin menyarankan membahas cara menghemat uang dan menentukan jenis pengeluaran prioritas bagi anak.

"Tidak perlu langsung memutuskan keputusan keuangan final bagi anak namun hindari saling mengkritik soal kecenderungan mereka," katanya.

Baca juga: Belajar dari Atta Halilintar, Apa Perlu Bahas Anak Sebelum Menikah?

  • Sejauh mana agama akan berperan dalam pola pengasuhan anak?

Cari tahu sejauh mana agama akan berpengaruh pada pola asuh yang diterapkan pasangan. Termasuk memilih sekolah berbasis agama atau tidak.

Tanyakan juga apakah praktik keagamaan menjadi hal penting untuk diajarkan kepada anak dan berbagai kemungkinan lainnya. 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com