Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ingin Punya Anak atau Tidak, 8 Hal yang Wajib Dibahas Bersama Pasangan

KOMPAS.com - Media sosial tengah ramai dengan pembahasan soal childfree atau keputusan untuk tidak punya anak. Biaya, waktu dan karier menjadi sejumlah faktor pertimbangan utamanya.

Menikah nyaris sama artinya dengan memiliki anak, demikianlah anggapan di masa lalu. Namun pemikiran ini tidak lagi bertahan di masyarakat modern saat ini.

Ada sejumlah kalangan yang menganggap memiliki anak bukan suatu keharusan. Karena itu ada baiknya membicarakan bersama pasangan untuk menyamakan persepsi.

Jenny Taitz, seorang psikolog dan instruktur klinis di Departemen Psikiatri UCLA, California mengatakan lebih baik menentukan sikap yang jelas sejak awal.

"Daripada berharap yang terbaik, dan memiliki sikap spontan, sangat bagus untuk memiliki ekspektasi yang jelas mengingat meningkatnya tekanan perkawinan setelah memiliki anak," terangnya seperti dikutip dari Insider pada Senin (12/4/2021).

Kebahagiaan akan hadirnya buah hati datang dengan tanggung jawab yang besar. Ada sejumlah hal yang harus dikompromikan jika menjadi orangtua.

Pastikan untuk membicarakannya dengan pasangan guna menentukan mana yang lebih sesuai keinginan, childfree atau tidak.

Setidaknya ada delapan hal yang bisa didiskusikan bersama pasangan sebelum memutuskan menjadi orangtua yakni:

  • Apakah ingin memiliki anak dan apa alasannya?

Tanyakan kepada pasangan apakah ingin memiliki anak, alasannya dan seberapa penting itu baginya. Rachael Benjamin, seorang terapis pasangan di New York mengatakan pertanyaan ini akan menguraikan perspektif pasangan.

Misalnya saja soal masa kecil mereka, cara pandang soal pengasuhan dan kadar kesiapannya menjadi orangtua. Uraian tersebut bisa menjadi awal bahasan mengenai alasan dan kebutuhan untuk memiliki anak.

  • Bagaimana kenangan masa kecilnya?

Bicarakan tentang peristiwa yang terjadi di masa kecil bersama pasangan, baik kenangan baik maupun buruk. Napak tilas ini bisa sangat mempengaruhi keputusan kita di masa mendatang sebagai orangtua.

Kita bisa jauh lebih mengenal pasangan dalam taraf yang berbeda termasuk pola didik yang diterapkan oleh orang tuanya. Hal ini bisa menentukan kecenderungannya menghadapi buah hati nantinya.

"Pengalaman masa lalu dengan keluarga akan memengaruhi cara seseorang menjadi orang tua," kata Benjamin.

  • Apa kekhawatiran terbesar saat menjadi orangtua?

Anak-anak tidak datang dengan kesempurnaan. Selalu ada kemungkinan mereka menjadi pribadi yang lemah, memiliki keterbatasan fisik, mental, maupun penyandang disabilitas.

Sejumlah hal itu seringkali jadi ketakutan yang dirasakan seseorang saat memiliki anak tapi tabu untuk dibicarakan. Namun, Benjamin berpendapat kekhawatiran itu penting untuk dibicarakan.

Dengan demikian kita bisa mencari solusi atau melakukan pencegahan. Jika sudah tak ada jalan keluar, paling tidak mengutarakan ketakutan ini bisa jadi pertimbangan penting sebelum memutuskan ingin memiliki anak.

  • Apa pendapat pasangan soal aborsi dengan pertimbangan kesehatan?

Banyak kelompok etnis membawa risiko untuk masalah genetik tertentu. Hal ini bisa saja membuat janin cacat atau menyulitkan anak ketika dilahirkan seperti adanya masalah fisik atau kesehatan.

Topik ini mungkin sulit dan masih jarang dibahas namun penting untuk didiskusikan. Kenali lebih jauh pendapat pasangan soal ini karena ini adalah kemungkinan yang bisa saja dialami.

  • Apa pendapat pasangan mengenai adopsi dan bayi tabung?

Kondisi kesehatan dan fisik bisa menjadi halangan jika ingin memiliki buah hati. Jika sudah begitu, program bayi tabung dan adopsi menjadi opsi yang bisa dipertimbangkan.

Cari tahu apakah pasangan bersedia melalui stres fisik, emosional, dan finansial yang terkait dengan bayi tabung atau terbuka dengan opsi adopsi.

Kita tidak selalu harus punya pendapat yang sejalan dengan pasangan namun paling tidak sudah pernah membicarakannya lebih jelas.

  • Siapa yang akan menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak dan pola pengasuhan seperti apa yang diinginkan?

Pasangan wajib mendiskusikan bagaimana mereka membagi tugas pengasuhan anak. Setelah punya anak, apakah kedua orangtua akan tetap bekerja atau salah satu mengalah untuk menjaga anak di rumah.

Jika tetap bekerja, pertimbangkan soal biaya penitipan anak yang jelas tidak murah. Cari tahu lebih banyak soal implikasi yang terjadi dari pilihan-pilihan tersebut. 

  • Bagaimana perencanaan keuangan setelah punya anak?

Sudah jadi rahasia umum jika punya anak membutuhkan biaya yang besar. Fakta ini tentu saja memberikan dampak yang besar bagi kehidupan orangtua.

Benjamin menyarankan membahas cara menghemat uang dan menentukan jenis pengeluaran prioritas bagi anak.

"Tidak perlu langsung memutuskan keputusan keuangan final bagi anak namun hindari saling mengkritik soal kecenderungan mereka," katanya.

  • Sejauh mana agama akan berperan dalam pola pengasuhan anak?

Cari tahu sejauh mana agama akan berpengaruh pada pola asuh yang diterapkan pasangan. Termasuk memilih sekolah berbasis agama atau tidak.

Tanyakan juga apakah praktik keagamaan menjadi hal penting untuk diajarkan kepada anak dan berbagai kemungkinan lainnya. 

https://lifestyle.kompas.com/read/2021/04/12/124412120/ingin-punya-anak-atau-tidak-8-hal-yang-wajib-dibahas-bersama-pasangan

Terkini Lainnya

Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Bukan Jarang Bertengkar, Ini Satu Tanda Hubungan Sehat yang Sering Terlewat Menurut Psikolog
Relationship
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Lebih Ringan dan Resposif, Puma Andalkan Teknologi Nitrofoam untuk Sepatu Lari
Wellness
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Mengenal Hydroxyapatite, Kandungan Pasta Gigi yang Bisa Memperkuat Enamel
Wellness
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Michael Kors Hadirkan Nuansa Liburan Musim Dingin yang Glamour
Fashion
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Tips Memilih Pasta Gigi yang Aman, Termasuk Pilih yang Bisa Mencegah Plak
Wellness
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Rita Berhasil Turunkan Berat Badan Tanpa Olahraga Berat, Dimulai dari Mengubah Pola Makan
Wellness
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Bisakah Obat Kumur dan Benang Floss Menggantikan Pasta Gigi?
Wellness
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Ice Facial Viral di Media Sosial, Ini Manfaat dan Cara Aman Melakukannya
Wellness
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com