Dalam skenario terburuk, A tidak mampu beradaptasi dengan keluarga barunya yang punya peraturan-peraturan tidak tertulis dalam keluarga lainnya seperti jam malam, cara bersopan santun, dan lainnya.
Hal itu membuatnya frustrasi dan mencari cara untuk pulang ke orang tua yang telah melemparnya ke sana-sini. Dalam perilaku CD, seorang anak tersebut bisa saja merencanakan hal yang tidak bisa diprediksi keluarga yang mengasuhnya.
Alur konflik keluarga memang sangat kompleks. Tidak bisa digeneralisir dan menilai secara hitam dan putih dalam menilai mana yang benar dan salah.
Salah satu tipikal masalah keluarga yang sering menjadi perkara hukum lainnya adalah tuntut-menuntut soal warisan. Uang menjadi sumber konflik yang tak terhindarkan. Atau jangankan warisan, hutang antar anggota keluarga yang belum terbayar saja bisa berujung pada tuntutan pidana.
Untuk menghindari masalah keluarga yang bermuara pada uang, kita kadangkala memilih untuk sebisa mungkin menghindari pinjam-meminjam uang pada keluarga terdekat. Ironisnya, keluarga yang harusnya menghormati pilihan kita, malah menjadikan hal tersebut sebagai hal yang patut dibalas di kemudian hari.
Dua contoh kasus diatas hanyalah satu dari banyaknya drama keluarga yang berujung pada tuntutan secara pidana yang sebenarnya punya potensi untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Harusnya bisa diselesaikan tanpa melibatkan aparat hukum, menguras energi, dan menjadi konsumsi publik.
Menormalisasi ketidaksempurnaan dalam keluarga adalah hal yang bisa dan biasa lakukan. Membatasi diri dari keluarga toksik adalah sebuah pilihan. Sebab sebuah keluarga tidak hanya terbentuk dari darah dan rahim yang sama, blood can be thicker than water, but only if it flows both ways.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.