Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usia 30an Rentang Hidup Paling Bahagia, Benarkah?

Kompas.com - 25/05/2021, 18:00 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber Huffpost

“Masih ada perubahan kepribadian setelah itu, tapi itu sangat, sangat sederhana dibandingkan dengan fase sebelumnya dalam rentang hidup," kata psikolog kepribadian Paul T. Costa yang berbasis di New York.

  • Mengalami krisis "mid life"

Mid life krisis bisa dimulai lebih awal, sejak pertengah 20an sampai pertengahan 30an.

Umumnya, periode kecemasan dan pertanyaan eksistensial ini dipicu oleh perasaan terjebak dalam pekerjaan atau hubungan yang tidak berjalan dengan baik.

"Ini mengarah pada perasaan menjadi satu hal secara lahiriah, tetapi perasaan di dalam hati bahwa kita adalah orang lain, yang menyebabkan ketidaksesuaian antara perilaku dan perasaan batin," kata psikolog Inggris Oliver Robinson.

Baca juga: 7 Alasan Wanita Lebih Bahagia Hidup Melajang

Hal ini menimbulkan keinginan untuk berubah, mencari jalan keluar dari situasi saat ini, dan membangun kembali hidup kita.

Prosesnya, kata Robinson, bisa saja sulit namun hasil akhirnya sepadan jika kita berpikiran positif.

Lebih seimbang dan bahagia sejak usia 30 tahun

Meskipun ada banyak kecemasan dan kekhawatiran yang dirasakan ketika memasuki usia 30 tahun, ada banyak kebahagiaan lain yang bisa kita rasakan bersamaan.

Survei tahun 2012 menemukan, 70 persen orang Inggris yang berusia di atas 40 tahun mengaku tidak benar-benar bahagia hingga usia 33 tahun.

Separuh responden menyatakan hidup lebih meyenangkan ketika masuk usia 33 tahun. Sebanyak 42 persen  menilai lebih optimistis tentang pada masa depan pada usia ini.

Selain itu, 38 persen menyatakan stres yang dialami lebih sedikit pada usia 33 tahun dibandingkan ketika mereka lebih muda.

Baca juga: 7 Alasan Wanita Lebih Bahagia Hidup Melajang

Usia 33 adalah waktu yang cukup untuk melepaskan kenaifan masa anak-anak dan keliaran di usia remaja tanpa kehilangan energi dan antusiasme masa mudanya.”

Begitu kata salah satu penulis studi tersebut, psikolog Donna Dawson.

Dawson menambahkan, kepolosan kita sudah hilang namun diimbangi dengan kesadaran akan realitas yang bercampur harapan yang kuat.

Semangat yang optimistis juga muncul dengan keyakinan akan bakat dan kemampuan yang telah dimiliki.

Kombinasi hal ini yang membuat kita seharusnya bisa menyongsong usia 30 tahun dengan lebih bahagia.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Kind of Life (@my.kindoflife)

Sehat Jiwa dan Bahagia sendiri merupakan sebuah usaha sosial yang mendasarkan kegiatannya pada pikiran bahwa semua jiwa berharga, berhak untuk bahagia dan bisa untuk berdaya dalam kehidupannya.

Salah satu usaha yang dilakukan Sehat Jiwa dan Bahagia adalah membentuk layanan Kelompok Dukungan Psikososial Ruang Jiwa. Anggotanya dimasukkan ke kelompok berdasarkan rentang usia dan ketertarikan atau hobi, bukan atas dasar gangguan atau masalah yang dimiliki.

Pengaturan ini didasarkan pada pandangan bahwa anggota dapat saling mendukung teman-teman kelompok dan memberikan perspektif baru dalam memandang masalah bagi anggotanya.

Anggota kelompok juga akan mendapat akses ke Well-Being Curriculum yang membantu mereka mencapai kondisi hidup yang bermakna dan bahagia. Layanan ini bisa diakses dengan mengunjungi laman media sosial @ruangjiwa_id dan @sehatjiwa.id.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com