Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Perempuan Jalan Kaki Keliling Dunia Selama 6,5 Tahun

Kompas.com - 29/05/2021, 16:39 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

Sumber BBC

KOMPAS.com - Mencari hubungan yang lebih dalam dengan dunia membuat Angela Maxwell memutuskan untuk berkeliling dunia seorang diri.

Enam setengah tahun dengan menempuh jarak sejauh 32.186 kilometer, kemudian dia jalani. 

Awalnya, berjalan sendiri keliling dunia bukanlah sesuatu yang direncanakan oleh Maxwell.

Faktanya, dia pergi hanya sembilan bulan setelah mendengar percakapan di kelas seninya tentang seorang pria yang konon berjalan kaki untuk berkeliling dunia.

Baca juga: Keliling Dunia Lewat Secangkir Kopi

Bahkan, perjalanannya tidak tumbuh dari rasa kehilangan, kekalahan, atau krisis pribadi.

Ketika dia memutuskan untuk melakukan perjalanan jarak jauhnya itu, dia baru menginjak usia awal 30-an dengan menjalankan bisnis yang sukses.

"Saya pikir saya bahagia," kata dia.

"Tetapi dalam retrospeksi, saya menyadari bahwa saya sedang mencari lebih banyak hubungan yang lebih dalam dengan alam dan manusia di dunia," sambung dia.

Dia berpikir, cara terbaik untuk menemukan koneksi tersebut adalah dengan berjalan kaki mengelilingi dunia.

Ditambah, kecepatannya yang lambat membuat dia bertemu orang-orang dan mengenal budaya lain dengan cara yang unik.

Terinspirasi banyak kisah keberanian

Kesiapan Maxwell untuk melakukan perjalanan ini juga terjadi karena dia menemukan banyak penjelajah wanita di dunia yang membuatnya semakin berani.

Dia jatuh cinta dengan penulis Robyn Davidson yang berjalan kaki melintasi Australia.

Dia juga belajar tentang pejalan kaki jarak jauh Ffyona Campbell.

Baca juga: The World Landmark Merapi Park, Cara Keliling Dunia Tanpa ke Luar Negeri

Membaca tentang Rosie Swale-Pope yang pergi dari Eropa ke Nepal, berlayar keliling dunia, melintasi Chili dengan menunggang kuda, dan pada usia 59 tahun mulai jogging keliling dunia.

"Saya membaca buku mereka dengan harapan menemukan dorongan untuk melakukannya dan belajar tentang tantangan maupun perjuangan mereka," ungkap dia.

"Kisah setiap wanita sangat berbeda dan itu memberi saya kepercayaan diri untuk mencoba jalan saya," lanjut dia.

Begitu dia memutuskan untuk pergi, Maxwell menjual semua miliknya dan mengatur perlengkapan yang diperlukan.

Dia mengemas gerobak dengan 50 kilogram peralatan berkemah, makanan, filter air kelas militer, dan pakaian empat musim.

Maxwell meninggalkan kampung halamannya di Bend, Oregon, Amerika Serikat pada tanggal 2 Mei 2014, untuk memulai petualangan yang begitu menakjubkan.

Terbakar matahari dan diperkosa

Angela MaxwellAngela Maxwell Angela Maxwell
Pada Juni 2018, Maxwell sudah hampir empat tahun dalam perjalanannya, dan dia telah berjalan lebih dari 20.116 kilometer di 12 negara di tiga benua.

Saat itu, dia dengan cepat menemukan rutinitasnya yakni bangun ketika matahari mulai terbit, minum dua cangkir kopi instan, makan semangkuk oatmeal untuk sarapan, berkemas, dan kembali berjalan.

Awalnya dia berangkat dengan sebuah rencana, tetapi medan jalanan yang dihadapinya mengubah petualangannya.

Baca juga: Keluarga Ini Memutuskan Berlayar Keliling Dunia Saat Pandemi Covid-19

Jadi, meski mengikuti arahan umum, dia akan selalu memercayai firasatnya ke mana harus berbelok.

Selama berjalan jarak jauh, Maxwell mengalami luka bakar akibat terbakar sinar matahari dan sengatan panas di gurun Australia, serta demam berdarah di Vietnam.

Dia bahkan sempat diserang dan diperkosa oleh seorang pengembara yang mendobrak tendanya di Mongolia.

Dia juga mendengar suara tembakan saat berkemah di Turki, belajar tidur dengan satu mata dan satu telinga terbuka karena kerentanan jika tidur nyenyak.

Meskipun dia tidak mungkin mengetahui apa yang akan terjadi selanjutnya, Maxwell terus berusaha untuk mengantisipasi segala macam kesulitan.

Pelajaran hidup yang diambilnya

Mengatasi trauma terhadap serangan seksual ternyata menjadi momen yang menentukan, di mana Maxwell akhirnya memutuskan untuk terus berjalan.

Sementara dia masih merasa ketakutan, namun kisah-kisah kegigihan dan kekuatan wanita lain membantunya melanjutkan perjalanan ini.

"Saya bertekad untuk tidak membiarkan insiden itu memaksa saya untuk melepaskan impian saya dan pulang," ujar dia.

"Saya telah meninggalkan seluruh dunia saya, tidak punya apa-apa untuk dilakukan dan saya telah memahami risiko yang melekat dalam perjalanan saya," tambah dia.

Baca juga: Sepasang Kekasih Berlayar Keliling Dunia Tanpa Menyadari Pandemi

Dalam perjalanannya, Maxwell tidak hanya belajar untuk menemukan orang-orang dan budaya baru, tetapi dia akhirnya memahami betapa kuatnya pikiran dan tubuhnya, bahkan dalam menghadapi kekerasan.

Setelah menyelesaikan perjalanannya pada 16 Desember 2020, Maxwell kemudian berkontribusi dalam pertemuan informal, sekolah dan universitas.

Bahkan, di panggung TEDx di Edinburgh dia hadir untuk berbagi pengalamannya yang dapat menginspirasi orang lain.

Dia juga menjadi suara untuk pemberdayaan perempuan, terutama setelah dia memutuskan untuk terus berjalan meskipun mengalami serangan seksual di Mongolia.

"Merangkul keingintahuan dan keterbukaan pikiran adalah cara yang ampuh untuk lebih merasakan dunia maupun penghuninya," kata dia.

Selama enam setengah tahun, Maxwell memilih gaya hidup yang penuh rasa ingin tahu, ketidakpastian, dan kerentanan ekstrem.

Dan, dia melakukannya untuk mencari sesuatu yang pasti tidak pernah bisa dia temukan yakni kebahagiaan pribadi, serta hubungan yang lebih dalam dengan dunia di sekitarnya.

Dia tahu petualangan ini telah menjadi cara hidup yang bisa dia lakukan kembali kapan saja.

Untuk saat ini, Maxwell sedang fokus mengerjakan sebuah buku, merencanakan perjalanan masa depan, dan menciptakan cara bagi wanita menemukan, mengekspresikan, serta mewujudkan keberanian dalam kehidupan sehari-hari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com