Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manfaat Olahraga Rutin Bagi Orang di Atas 60 Tahun

Kompas.com - 13/07/2021, 09:55 WIB
Ryan Sara Pratiwi,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kita mungkin sudah tahu bahwa ketika berolahraga atau sekadar berjalan-jalan di taman, kita tidak hanya melatih otot dan jantung, tetapi juga otak.

Sebab, olahraga secara teratur dapat membantu otak kita membentuk koneksi saraf baru, membantu pertumbuhan sel, dan mengirimkan darah ke area penting otak yang cenderung kehilangan darah seiring waktu.

Di antara alasan-alasan tersebut, inilah mengapa penting bagi kita untuk menjadikan olahraga sebagai prioritas, terutama bagi orang-orang yang sudah berusia di atas 60 tahun.

Sebuah penelitian terhadap lansia yang diterbitkan dalam jurnal Economics & Human Biology mengungkapkan bahwa berolahraga, meski hanya sekali seminggu, membantu mencegah demensia dan membuat kognitif tetap tajam.

Studi lain pada lansia yang diterbitkan dalam Journal of Alzheimer's Disease juga menemukan bahwa berjalan cepat setengah jam bisa meningkatkan aliran darah yang sehat ke otak dan meningkatkan fungsi memori.

Baca juga: 8 Olahraga untuk Jantung yang Mudah Dilakukan

Selain itu, ada pula beberapa manfaat dari olahraga secara rutin bagi para lansia, khususnya orang-orang yang sudah berusia di atas 60 tahun, seperti yang dilansir dari laman Eat This Not That berikut ini.

Melawan gangguan kognitif dan alzheimer

Sebuah penelitian di Yonsei University College of Medicine di Korea Selatan menyelidiki efek olahraga pada lansia yang menderita gangguan kognitif ringan.

Pasalnya, mereka yang menderita masalah memori cenderung dapat mengembangkan penyakit alzheimer.

Para peneliti pun menganalisis data dari 247.149 orang berusia antara 64 dan 69 tahun di Korea dengan gangguan kognitif ringan selama enam tahun.

Dari peserta tersebut, 40 persen diketahui tidak berolahraga secara rutin, 18 persen mulai berolahraga setelah diagnosis gangguan kognitif, 18 persen benar-benar berhenti berolahraga setelah diagnosis, dan 23 persen berolahraga secara teratur sebelum dan sesudah diagnosis.

Enam tahun kemudian, penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 8,7 persen dari mereka yang tidak berolahraga didiagnosis dengan penyakit alzheimer dibandingkan dengan 4,8 persen yang berolahraga lebih dari sekali per minggu.

Sementara, 6,3 persen yang mulai berolahraga setelah didiagnosis berisiko lebih rendah terhadap alzheimer dibandingkan dengan 7,7 persen yang berhenti berolahraga setelah diagnosis.

Para peneliti juga menemukan bahwa lansia yang menderita gangguan kognitif ringan dan melakukan aktivitas fisik kuat atau sedang selama setidaknya sepuluh menit lebih dari sekali seminggu memiliki risiko 18 persen lebih rendah terkena alzheimer.

Sedangkan yang berolahraga tiga hingga lima kali per minggu memiliki risiko 15 persen lebih kecil untuk mengembangkan alzheimer dibandingkan dengan yang berolahraga kurang dari itu.

Baca juga: Mendeteksi Penyakit Alzheimer dari Cara Berjalan Kaki

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com