KOMPAS.com - Situasi pandemi Covid-19 memaksa sebagian besar masyarakat untuk tetap berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar. Aktivitas belajar yang semula dilakukan di sekolah pun sudah selama satu tahun terakhir dilakukan di rumah.
Meski begitu, selama masa pandemi kenakalan remaja masih banyak terjadi. Beberapa perilaku kenakalan remaja tersebut seperti pesta minuman keras, tawuran, aksi balapan liar, hingga pesta seks bebas.
Direktur Bidang Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PPN/BAPPENAS, Woro S. Sulistyaningrum mengungkapkan, hal ini bisa disebabkan karena ruang menyalurkan energi dan kreativitas remaja berkurang selama masa pandemi.
Di masa sebelum pandemi, banyak remaja menyalurkannya untuk melakukan berbagai aktivitas, seperti ekstrakulikuler di sekolah, aktivitas seni, olahraga, dan lainnya.
"Sekarang ini sangat terbatas sehingga mereka tidak punya saluran tersebut," katanya dalam Dialog Produktif KPCPEN yang ditayangkan di kanal YouTube FMB9ID_IKP, Kamis (22/7/2021).
Pada akhirnya, banyak remaja "lari" ke gawai. Ketika mengakses internet, anak tak hanya dapat paparan yang bersifat positif tapi juga negatif.
Untuk itu, penting bagi orangtua atau orang dewasa di sekitar remaja untuk meluangkan waktu menemani dan membangun komunikasi yang baik bersama anak.
Orang dewasa yang tinggal bersama anak harus mau berbagi peran dalam memberikan pendidikan pada anak.
"Memang tidak mudah. Ini satu situasi yang butuh kerjasama dari semua pihak," tuturnya.
Baca juga: 10 Kesalahan Orangtua dalam Mendidik Anak Remaja
Selain menjaga komunikasi yang baik dengan anak, orangtua juga harus mau untuk belajar dan membekali diri untuk mempu menghadapi situasi mengasuh anak di masa pandemi.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.