KOMPAS.com – Data WHO menyebutkan, sekitar 62 persen dari seluruh kematian di Asia Tenggara disebabkan oleh penyakit tidak menular. Walau masih menghadapi Covid-19, penanganan penyakit ini harus tetap jadi perhatian.
Empat besar penyakit tidak menular (PTM) antara lain penyakit jantung, kanker, saluran pernapasan kronis, dan diabetes. Penyakit ini membutuhkan pengobatan jangka panjang dan pasien disarankan untuk rutin kontrol ke dokter.
Sejak pandemi Covid-19 kunjungan pasien PTM ke klinik dan rumah sakit untuk pengobatan, apalagi melakukan pemeriksaan deteksi ini, sangat menurun. Akibatnya, ada potensi ledakan kasus komplikasi yang akan meningkatkan beban perawatan di masa depan.
Untuk menggantikan kunjungan ke klinik, sebenarnya pasien bisa memanfaatkan berbagai platform kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan jarak jauh (telemedicine) sehingga pasien bisa tetap berkonsultasi dengan dokter dan mendapatkan obat.
Baca juga: 5 Penyakit Tidak Menular yang Paling Banyak Diderita Orang Indonesia
Walau demikian, peningkatan kualitas telemedicine juga perlu terus ditingkatkan. Terlebih layanan ini di masa depan kemungkinan besar akan lebih banyak digunakan.
Baru-baru ini HMI Group (jaringan rumah sakit swasta di Singapura, Malaysia, dan Indonesia) dan Siemens Healthineers mengumumkan kemitraannya untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Asia Tenggara dalam bentuk pengembangan teknologi medis dan platform digital.
Managing Director of Siemens Healthineers, Asia Tenggara, Fabrice Leguet, menjelaskan, teknologi inovatif disertai peningkatan pengetahuan klinis, menjadi sangat penting untuk mengatasi lonjakan insiden PTM di Asia Tenggara.
“Diagnosis dini PTM secara signifikan mengurangi risiko prosedur bedah dan invasif sehingga mengurangi beban biaya dan memastikan peningkatan kualitas hidup pasien,” jelas Leguet.
Baca juga: Mengapa Hipertensi Bisa Sebabkan Stroke dan Penyakit Jantung
Pelayanan kesehatan jarak jauh ini pun perlu didukung sarana pendukung lain, tidak sekadar konsultasi dan pemberian obat. Meskipun tanpa tatap muka, pasien tetap membutuhkan diagnosis yang akurat dan rencana pengobatan yang sesuai.
Leguet mengatakan, Siemens Healthineers sudah mengembangkan software yang digunakan untuk bantuan pemindaian bahkan operasi jarak jauh. Hal ini bisa menjadi jawaban pagi pasien sekaligus membantu mengurangi paparan virus korona penyebab Covid-19.
Group CEO HMI Group, Chin Wei Jia, menambahkan, selain mengembangkan sarana berupa teknologi, peningkatan kemampuan tenaga medis dalam mengoperasikan teknologi juga tidak kalah penting.
“Kolaborasi HMI Group dan Siemens Healthineers juga mencakup peningkatan pendidikan klinis untuk tenaga kesehatan dengan mengembangkan Center of Excellence (CoEs) di bidang ilmu kanker, ilmu saraf, dan penyakit kardiovaskular yang saat ini menjadi beban terberat pada sistem pelayanan kesehatan,” katanya.
Baca juga: Layanan Telemedicine Diperluas di 8 Kota, Ini Alur, Cara, hingga Jenis Obatnya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.