Perilaku tersebut mungkin kerap kita jumpai di lini masa kita termasuk di Instagram dan Twitter.
Meski terasa menganggu, faktanya, banyak yang merespons permintaan tersebut.
Tak heran jika pelakunya makin bertambah karena keinginan dan kebutuhannya terbukti bisa terpenuhi, dengan jalan instan.
Psikolog Lucia Peppy menyampaikan pendapatnya soal fenomena ini kepada Kompas.com, Kamis (5/8/2021).
Menurut Lucia, orang yang menunggah permintaan tersebut dengan sengaja menandakan adanya keinginan untuk menarik perhatian dan mengharapkan sesuatu.
Baca juga: Soal Tren Ikoy-ikoyan, Ashanty Mengaku Turut Kebanjiran DM
"Saya sih akan lebih cenderung pada kebutuhan yang menjadi dasar perilaku orang tersebut, mungkin memang dia berharap diperhatikan, dimotivasi oleh kebutuhannya apa," ujar Lucia.
Bagi beberapa orang, perhatian dibuktikan dalam bentuk pemberian barang atau atensi di media sosial.
Artinya, meskipun narasi yang disampaikan beragam, namun motif utamanya adalah keinginan untuk diperhatikan.
Hasrat untuk menjadi viral dengan atensi yang didapat di dunia maya, ujar Lucia, adalah tujuan, terlepas dari uang atau barang yang diterima.
Lulusan Univeritas Gadjah Mada ini menerangkan, era digital membuat banyak orang memiliki akses dan sarana untuk memenuhi kebutuhan yang di dunia nyata, banyak sekali hambatannya.
Hal ini memungkinkan banyak orang mendapatkan perhatian, meskipun sebenarnya dia tidak memiliki kemampuan berkomunikasi secara langsung.
Perilaku di dunia maya ini lebih mudah dilakukan tanpa harus merasa malu atau mempertimbangkan konsekuensi lainnya di dunia nyata.
"Ketika di dunia maya tetap bisa mewujudkan keinginannya mencari perhatian, didorong oleh kebutuhan orang yang mem-posting tersebut," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.