KOMPAS.com - Protein adalah blok bangunan utama tubuh yang membantu membentuk otot, menghasilkan hormon, memperkuat kulit dan tulang, serta mengangkut nutrisi.
Ini menjadikan protein sangat penting untuk tubuh kita. Namun, bukan berarti mengasup lebih banyak protein selalu membuat kita lebih sehat.
“Mengkonsumsi protein ekstra, terutama dari suplemen protein, belum tentu sehat atau bermanfaat,” kata spesialis nutrisi olahraga Diana Schnee, MS, RD, CSP, LD.
“Dan ini terutama berlaku untuk anak-anak. Faktanya, asupan protein yang berlebihan tidak menyebabkan lebih banyak perkembangan otot, tetapi malah dapat memberi tekanan pada hati dan ginjal mereka serta meningkatkan risiko dehidrasi.”
Baca juga: Cara Tepat Hitung Kebutuhan Protein Harian
Berapa banyak protein harian yang dibutuhkan anak?
"10 sampai 30 persen dari asupan kalori kita sebaiknya berasal dari protein," menurut Food and Nutrition Board, Institute of Medicine, National Academy of Sciences.
Secara keseluruhan, anak-anak harus mendapatkan cukup protein setiap hari untuk kebutuhan dasar dan aktivitas.
Kebanyakan anak mungkin sudah mendapat protein dari menu sehari-hai seperti daging, ikan, atau tempe. Artinya, tambahan dari suplemen protein justru bisa melebihi kebutuhan sehari-hari mereka dan tidak perlu.
“Untuk anak, fokusnya harus lebih pada asupan makanan utuh yang memadai daripada suplemen,” kata Schnee.
“Mereka memang memiliki kebutuhan protein yang sedikit lebih tinggi, tetapi hanya atlet elit yang harus mempertimbangkan untuk menambahkan suplemen protein ke dalam makanan, dan hanya jika mereka berusia lebih dari 18 tahun.”
Baca juga: 5 Pilihan Makanan Nabati dengan Kandungan Protein Setara Daging
Alih-alih membantu, menambahkan protein ekstra dari suplemen ke dalam makanan anak kita dapat menyebabkan masalah kesehatan jangka panjang, seperti:
1. Pertambahan berat badan
Kelebihan protein berarti kelebihan kalori. Jika seorang anak tidak dapat membakar kalori, tubuh akan menyimpannya sebagai lemak.
2. Kerusakan organ
Kadar protein yang tinggi dapat menyebabkan batu ginjal dan membuat ginjal bekerja lebih keras untuk menyaring produk limbah. Makanan tinggi protein membuat ginjal lelah dari waktu ke waktu, dan berkontribusi pada dehidrasi.