Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

7 Tanda Kita Berada pada Hubungan Benci tapi Cinta

Kompas.com, Diperbarui 10/10/2022, 11:30 WIB
Wisnubrata

Editor

Sumber Your Tango

KOMPAS.com - Beberapa dari kita mungkin pernah memiliki hubungan cinta tapi sebal dengan orang lain, misalnya dengan saudara kandung. Di mana kita sering bertengkar dengan kakak atau adik, tetapi di satu sisi kita juga saling cinta dan sayang.

Namun, bisakah kita benar-benar mencintai seseorang dan membencinya pada saat yang bersamaan?

Dalam hubungan romantis, hal-hal itu bisa saja terjadi. Kita mungkin mencintai pasangan, tetapi sangat wajar untuk tidak setuju, berdebat, dan bahkan terkadang tidak menyukai satu sama lain.

Hubungan cinta dan benci adalah hubungan di mana emosi kuat yang kita miliki untuk pasangan kita berubah-ubah dari cinta yang mendalam untuk orang itu, menjadi kebencian yang intens.

Apakah benci itu tanda cinta? Komedi romantis dan novel roman mungkin bisa meyakinkan kita bahwa memang begitu.

Bahkan sains menunjukkan bahwa cinta dan kebencian secara intrinsik terkait, sebagaimana dibuktikan oleh sebuah studi tahun 2017 yang mengklaim bahwa semakin kita mencintai seseorang, semakin besar kemungkinan kita untuk membencinya juga.

Apa saja tanda-tanda hubungan cinta/benci?

Kita tidak harus menyukai pasangan setiap detik setiap hari, kita semua tentu pernah melakukan hal-hal yang membuat satu sama lain kesal dari waktu ke waktu.

Tetapi jika kita mengenali tanda-tanda hubungan cinta dan benci ini, mungkin sudah waktunya untuk memikirkan kembali hubungan ini.

1. Kita secara teratur beralih dari mencintai pasangan dengan sepenuh hati menjadi sangat membencinya

Adalah hal yang normal jika pasangan membuat kita jengkel, karena kita menghabiskan banyak waktu bersama.

Umumnya setelah keluar dari fase bulan madu dalam hubungan, hal-hal kecil yang tadinya menggemaskan mungkin mulai jadi menjengkelkan.

Bila perasaan yang muncul hanya sedikit sebal, itu normal. Yang tidak normal adalah merasakan kebencian yang mendalam terhadap pasangan kita.

Bila benci itu lahir dari rasa jijik atau dendam, ini membuat hubungan yang sehat menjadi hampir tidak mungkin dilanjutkan.

2. Ada masalah yang belum terselesaikan dalam hubungan 

Hubungan yang sehat terkadang mengalami perselisihan dan masa-masa sulit. Bagaimana kita menangani masalah ini akan menentukan seberapa kuat hubungan kita sebenarnya.

Berdebat dengan pasangan adalah hal yang wajar, sejauh kita bisa membicarakannya, dan menyelesaikannya. 

Namun, bila masalah berlanjut terus menerus dan tidak pernah bisa diselesaikan, maka rasa benci tapi cinta ini bisa mengancam hubungan.

3. Hubungan yang terjadi putus sambung

Salah satu tanda yang jelas bahwa kita berada dalam hubungan cinta tapi benci adalah ketidakkonsistenannya.

Bila orang samai bertanya-tanya apakah kalian masih bersama atau tidak, bisa jadi hubungan itu tidak stabil dan masih memiliki ganjalan.

4. Kita terlalu mengidealkan pasangan 

Terkadang orang membuat kesalahan dengan jatuh cinta pada jabatan, kekayaan, atau kemashyuran seseorang alih-alih jatuh cinta pada pribadi orang itu sebenarnya.

Jika orang itu kemudian tidak sesuai dengan yang kita pikir seharusnya, kita kemungkinan mendapati diri kita membenci dan sebal dengannya.

5. Cinta kita bersyarat

Meskipun tidak mudah untuk dicapai, pasangan harus memiliki cinta tanpa syarat. Orang yang mencintai tanpa syarat berarti memberi ruang bagi pasangannya untuk menjadi dirinya sendiri dan melakukan kesalahan kecil tanpa takut tidak lagi dicintai.

Orang-orang dalam hubungan cinta dan benci akan merasa sulit untuk menerima kekurangan pasangannya dan mendasarkan cinta dan kasih sayang pada kesempurnaan.

6. Kita tidak cocok

Meskipun mungkin ada hal-hal dalam hubungan yang kita sukai, tetapi ada kemungkinan juga kita sebenarnya tidak cocok dengan pasangan.

Bisa saja kita akan sulit untuk mundur dan malah terjebak dalam hubungan cinta dan benci.

7. Kita masih mempertanyakan masalah yang dianggap selesai 

Kadang-kadang kita sudah merasa menyelesaikan perselisihan yang timbul. Namun, masalah yang sama muncul kembali bila terjadi sedikit saja perbedaan pendapat.

Itu bisa berarti kita sebenarnya belum bisa menerima penyelesaian tersebut. Kondisi ini akan membuat kita seolah-olah cinta tapi juga benci.

Bagaimana memperbaiki hubungan cinta dan benci?

Sebelum dapat memperbaiki hubungan cinta tapi benci, sangat penting bagi kita untuk memutuskan apakah benar-benar ingin bersama atau tidak.

Meskipun kita cinta pada pasangan, tetapi kita tidak dapat memiliki hubungan yang sehat ketika itu diganggu oleh emosi negatif seperti kebencian, kemarahan, dan penghinaan.

Mungkin kita dan pasangan lebih cocok sebagai teman, di mana cinta kita dapat berkembang secara platonis karena tidak terancam oleh ekspektasi romantis apa pun.

Jika memutuskan untuk tetap bersama, kita perlu menyadari bahwa kita ingin membuat hubungan romantis ini berhasil. Untuk itu kita harus terlebih dahulu menyelesaikan masalah mendasar dan beban emosional yang ada dalam hubungan tersebut.

Ini mungkin saja memerlukan bantuan konselor pasangan atau bahkan menemui terapis secara terpisah untuk mengatasi masalah kita masing-masing.

Baca juga: Mengapa Anda Bisa Cinta pada Orang yang Anda Benci?

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Perhatikan 3 Hal Ini Saat Membeli Perhiasaan Emas, Jangan Sampai Rugi
Fashion
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Mengapa Anak di Bawah 16 Tahun Dinilai Belum Siap Bermedia Sosial?
Parenting
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
6 Zodiak yang Bisa Menikmati Waktu Sendiri Tanpa Kesepian, Ada Aquarius
Wellness
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
4 Zodiak Dikenal Paling Penyayang pada Hewan Peliharaan, Siapa Saja?
Wellness
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Tips Mix and Match Kebaya Encim, Warna Kontras Bikin Lebih Hidup
Fashion
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Luna Maya Pilih Olahraga Pagi demi Kebugaran dan Kesehatan Mental
Wellness
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Menjajal Facial Brightening untuk Wajah Tampak Cerah dan Segar
Beauty & Grooming
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Prediksi Shio Kuda Api 2026, Disebut Penuh Peluang Besar
Wellness
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Kebutuhan Psikologis Anak 5-12 Tahun, dari Bermain hingga Rasa Aman
Parenting
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Rasa Bersalah Ibu pada Anak, Kapan Masih Wajar dan Kapan Perlu Diwaspadai?
Parenting
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Cinta Laura Ajak Konsisten Hidup Sehat, Mulai dari Langkah Kecil
Wellness
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Perjalanan Cinta Tiffany Young dan Byun Yo Han, Sudah Ada Rencana Menikah
Wellness
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Momen Taylor Swift Telepon Travis Kelce di Eras Tour, Saling Dukung Meski LDR
Relationship
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Pemicu Ibu Sering Merasa Bersalah dalam Mengasuh Anak Menurut Psikolog
Wellness
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
6 Rekomendasi Celana Garis Brand Lokal, Cocok untuk Harian hingga ke Kantor
Fashion
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau