Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sampo Batang Lebih Ramah Lingkungan, Apa Alasannya?

Kompas.com, 20 Agustus 2021, 12:05 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Sebelum sampo cair beredar luas, rutinitas perawatan rambut sebenarnya tidak menghasilkan begitu banyak sampah plastik.

Sekarang, kita terbiasa memakai sampo cair dalam botol plastik yang biasanya dibuang setelah habis, bukannya diisi ulang.

Namun, berkat kesadaran lingkungan tentang sampah plastik, orang kembali berpikir untuk menggunakan sampo solid atau batangan.

Dari mana sampo batang yang sederhana itu berasal? Dan bagaimana memakainya?

Kata “shampo” masuk ke dalam bahasa Inggris sekitar tiga abad yang lalu, dan berasal dari India. Sampo berasal dari kata bahasa Hindi champo yang berakar bahasa Sansekerta chapati, artinya menekan atau memijat.

Alasannya, saat itu "keramas" dilakukan dengan memijat kulit kepala dengan minyak wangi, bukan mencuci rambut seperti yang dipahami saat ini.

Perawatan rambut kemudian diperkenalkan ke masyarakat Eropa ketika pedagang kolonial membawa kebiasaan lokal India membersihkan rambut dan tubuh dengan pijatan dan minyak.

Keramas – membersihkan kelebihan minyak dan kotoran dari rambut – pada saat itu juga dilakukan dengan cara alami lainnya, seperti menggunakan pati nabati dan abu kayu untuk menyerap minyak berlebih dan mencuci rambut.

Pada abad ke-19, orang mulai menggunakan sabun batangan yang mengandung minyak sawit dan minyak kelapa untuk mencuci tubuh dan rambut mereka.

Jadi konsep menggunakan sabun dan sampo padat tanpa kemasan untuk membersihkan rambut kita sebenarnya bukan hal baru – sudah ada selama berabad-abad, jauh sebelum muncul istilah “zero-waste”.

Sampo cair dan limbah plastik

Sejak munculnya surfaktan cair yang diciptakan para ilmuwan untuk menghilangkan kotoran secara efisien, beberapa perusahaan kosmetik mulai mengembangkan produk berbentuk cair.

Berbagai jenis sabun dan sampo pun terlihat dipajang di rak-rak ritel pada tahun 1930-an dan 40-an. Semuanya harus dikemas dalam wadah.

Pada waktu yang sama, plastik menjadi bahan yang disukai sebagai pengganti kemasan kertas dan kaca yang kurang nyaman dan lebih mahal. Industri yang menggunakan plastik sebagai kemasan pun lahir.

Kini sampo cair dalam botol plastik ada di hampir setiap kamar mandi keluarga. Meskipun sangat nyaman digunakan, produk-produk ini menghasilkan limbah dalam jumlah besar. Sayangnya banyak konsumen dan produsen tidak peduli akibatnya.

Halaman:


Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau