Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Reiki, Terapi Energi yang Dapat Kurangi Stres

Kompas.com, 2 September 2021, 12:22 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Meski lebih banyak orang yang memilih untuk pergi ke dokter saat jatuh sakit, tak sedikit yang mencobak melakukan pengobatan atau terapi alternatif.

Nah, salah satu terapi alternatif yang banyak dipilih orang adalah reiki.

Reiki adalah teknik penyembuhan asal Jepang yang mempromosikan relaksasi serta mengurangi tingkat stres dan kecemasan dengan sentuhan lembut.

Para praktisi reiki akan menggunakan tangan mereka untuk menyalurkan energi ke tubuh kita dan meningkatkan aliran dan keseimbangan energi guna mendukung penyembuhan.

Diyakini, reiki telah ada sejak awal tahun 1900-an dan dikembangkan oleh Mikao Usui.

Namanya sendiri terbentuk dari dua kata bahasa Jepang, yaitu “rei” yang berarti “universal,” dan “ki,” kata yang merujuk pada energi hidup vital pada makhluk hidup.

Kini, reiki telah digunakan di berbagai belahan dunia, termasuk di rumah sakit sebagai pelengkap terapi kesehatan.

“Reiki membantu penyembuhan dengan membantu seseorang agar memiliki energi seimbang, baik dari segi fisik, emosional, mental, dan spiritual,” ujar Reiki Master Victoria Bodner, LMT.

Manfaat kesehatan reiki

Terapi yang mempromosikan relaksasi, penurunan tingkat stres dan menghilangkan gejala untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan ini diyakini memiliki manfaat berikut:

  • Membuat tubuh dalam keadaan meditasi
  • Membantu penyembuhan jaringan dan tulang setelah cedera atau operasi.
  • Merangsang sistem kekebalan tubuh
  • Mempromosikan penyembuhan diri secara alami.
  • Menghilangkan rasa sakit dan ketegangan.
  • Mendukung kesehatan orang yang menerima perawatan medis tradisional seperti kemoterapi, radiasi, pembedahan, dan dialisis ginjal.

Selain itu, beberapa penelitian membuktikan bahwa reiki dapat membuat seseorang merasa damai, tenang, aman, serta sehat dan sejahtera.

Apakah reiki dapat menggantikan pengobatan medis?

Jawabannya, tidak. Reiki sebaiknya tidak digunakan sebagai subtitusi untuk pengobatan yang memerlukan bantuan dokter atau psikoterapis.

Cara ini disarankan dipakai untuk melengkapi perawatan medis dan terapeutik lainnya serta meningkatkan efisiensi penyembuhan.

Namun, jika kita sudah sehat, terapi reiki dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menangani stres dan berguna sebagai pencegahan.

Apa saja yang bisa diobati oleh reiki?

Sebenarnya, reiki tidak terfokus pada suatu kondisi atau penyakit tertentu, karena pada dasarnya terapi ini dipakai untuk menyeimbangkan dan melancarkan aliran energi.

Namun, reiki diyakini dapat membantu menyembuhkan kanker, penyakit kronis, Infertilitas, masalah pencernaan, Parkinson, tekanan psikologis, termasuk depresi dan kecemasan, serta penyakit yang berhubungan dengan stres.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau