Jawabannya, tidak. Reiki sebaiknya tidak digunakan sebagai subtitusi untuk pengobatan yang memerlukan bantuan dokter atau psikoterapis.
Cara ini disarankan dipakai untuk melengkapi perawatan medis dan terapeutik lainnya serta meningkatkan efisiensi penyembuhan.
Namun, jika kita sudah sehat, terapi reiki dapat meningkatkan kemampuan kita untuk menangani stres dan berguna sebagai pencegahan.
Sebenarnya, reiki tidak terfokus pada suatu kondisi atau penyakit tertentu, karena pada dasarnya terapi ini dipakai untuk menyeimbangkan dan melancarkan aliran energi.
Namun, reiki diyakini dapat membantu menyembuhkan kanker, penyakit kronis, Infertilitas, masalah pencernaan, Parkinson, tekanan psikologis, termasuk depresi dan kecemasan, serta penyakit yang berhubungan dengan stres.
Reiki juga dapat membantu kita sebelum melakukan operasi dan dapat mempercepat proses penyembuhan setelahnya.
Para praktisi reiki bertindak sebagai perantara antara kita dan sumber energi universal. Energi itu akan mengalir melalui tangan praktisi kepada kita
"Pasien menentukan aliran energi dari tangan praktisi dengan hanya mengambil apa yang mereka butuhkan," kata Bodner.
“Teknik ini akan membantu pasien mengetahui bahwa kami mementingkan kebutuhan mereka, bukan apa yang kami pikir mereka butuhkan. Ini menjadikannya keseimbangan sempurna untuk memenuhi kebutuhan pasien,” tambahnya.
Terapi reiki umumnya berjalan selama 50 menit. Selama sesi tersebut, kita akan berbaring di meja pijat dengan pakaian lengkap.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.