"Meskipun sifat beritanya terkini dan mungkin belum tentu benar, namun karena dikomentari oleh para followers justru menjadi ajang gibah, ujaran kebencian."
"Dan, kadang berujung dengan pertengkaran baik antara selebritas yang bersangkutan dengan netizen atau para pendukung maupun haters (pembenci) selebritas," ungkap Ajeng.
Isi pesan yang disampaikan baik negatif maupun positif, buruk maupun elok, tetap dianggap sebagai suatu kebenaran meski pun awalnya berita tersebut hanya rumor semata.
Disadari atau tidak, forum ini digunakan sebagai alat untuk menyebarluaskan gagasan tertentu yang mendukung dan memperkuat kekuasaan kelompok tertentu.
Baca juga: Jika Tak Ingin Jadi Bahan Gosip di Kantor, Perhatikan 5 Poin Ini
Pada akhirnya, kabar tersebut akan diterima secara luas oleh masyarakat menjadi sebuah ideologi termasuk soal kehidupan artis tersebut.
Meski demikian, Ajeng menilai adanya forum gosip tersebut menggambarkan kekuatan dari objek yang dibicarakan itu sendiri.
Pergibahan itu menjadi bukti akan adanya suatu kelas sosial dominan untuk memproyeksikan cara mereka dalam memandang dunia.
Warganet kemudian menikmati dan menyukai keberadaan kelas dominan tersebut.
Hal ini, tambah Ajeng, sesuai dengan teori politik bahwa kelompok dominan bukan semata-mata bisa mempertahankan dominasi karena kekuasaan, tetapi karena masyarakat sendiri yang mengizinkan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.