KOMPAS.com - Bekerja keras memang baik, namun jika kita menempatkan produktivitas adalah segalanya, bahkan menganggap waktu luang hanya buang-buang waktu, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.
Menurut penelitian terbaru, jika kita memandang waktu luang sebagai kegiatan "buang-buang waktu", maka kita cenderung menjadi lebih tertekan, cemas, dan stres.
Demikian menurut temuan tim dari The Ohio State University, Rutgers, dan Harvard University, yang meneliti bagaimana bias terhadap produktivitas memengaruhi pengalaman waktu luang, tingkat kebahagiaan, dan kesehatan mental kita.
Mereka mengevaluasi lebih dari 1.300 orang.
Gabriela Tonietto, PhD, penulis studi dan asisten profesor pemasaran di Rutgers Business School di New Jersey, mengatakan bahwa ia melihat teman-temannya berjuang dengan ini sepanjang waktu.
"Kita melihat banyak orang berpikir, 'Saya tidak bisa cuma menonton TV, saya perlu melakukan sesuatu yang produktif saat saya melakukannya,'" katanya.
Baca juga: Nikmati Waktu Luang, Baik untuk Kesehatan Mental
Para ahli menyarankan kita untuk membayangkan bahwa kita sedang beristirahat sejenak untuk bekerja lebih efisien nantinya.
"Rekreasi kita anggap sebagai bagian dari menghabiskan waktu untuk membeli lebih banyak waktu, energi, dan kinerja secara eksponensial," kata Perpetua Neo, DClinPsy, MPhil, pelatih eksekutif dan psikolog yang berbasis di Singapura.
Studi ini dipublikasikan secara online di Journal of Experimental Social Psychology pada akhir Agustus.
Percaya bahwa waktu luang adalah "buang-buang waktu" dapat merusak potensi kenikmatan dan manfaat kesehatan mental.
Baca juga: Kebanyakan Main Gadget, Waktu Santai Milenial Makin Berkurang
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.