2. Batasi waktu anak untuk mengeluh
Dalam buku The Total Transformation Program, penulis James Lehman merekomendasikan agar orangtua membatasi waktu mengeluh anak.
Saat anak melakukan protes atau mengeluh, dengarkan keluhan mereka dan katakan bahwa mereka hanya memiliki satu atau dua menit lagi untuk meluapkannya.
Misalnya, orangtua bisa mengatakan, “Baik. Kamu punya waktu dua menit untuk mengeluh tentang nilaimu. Setelah itu, Ibu tak mau menderngarnya lagii,” agar anak tidak mengeluh sepanjang hari.
Jadi, berikan anak waktu sekitar 10 atau 20 menit setiap harinya untuk mengatakan semua hal yang membuatnya kesal dan larang anak untuk membicarakan keluhannya di luar waktu tersebut.
Baca juga: Anak Mengeluh Tubuhnya Gemuk, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
3. Berikan pilihan
Anak biasanya akan mengeluh jika mereka tidak bisa mengendalikan situasi. Jadi, jika anak mengalami hari yng buruk, mereka bisa saja merasa tak berdaya dan menumpahkan semua kekesalannya.
Nah, memberi anak pilihan tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya akan memberi mereka hak pilih serta membantu membangun kembali kendalinya.
Jadi, jika anak mulai mengeluh, minta agar ia menjelaskan apa yang ia inginkan. Anda bisa mengatakan, “Sepertinya kamu sedang kesal. Apakah kamu mau cerita ke mama, atau mau cari solusinya?”
Terkadang, membiarkan anak mengungkapkan perasaannya akan membuat kekesalannya menghilang dengan sendirinya. Selain itu, melakukan ini juga akan membuat anak memahami cara merespon situasi sulit dengan metode yang lebih praktis.
Baca juga: Tanda-tanda Disleksia pada Anak yang Perlu Diketahui Orangtua
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.