KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 menciptakan banyak kebiasaan baru dan menuntut perubahan gaya hidup di masyarakat.
Sayangnya, penyesuaian ini juga memicu sejumlah efek samping dari segi kesehatan. Salah satu keluhan yang mengemuka adalah sakit kepala yang diakibatkan berbagai hal.
Salah satu laporan menyebutkan, sekitar 90 persen orang di usia produktif menderita sakit kepala akibat stres dan tren ini meningkat selama pandemi. Kebanyakan diantaranya tidak mempedulikannya akibat aktivitas harian yang padat sehingga keluhan ini kerap berulang.
Penyebab yang banyak dirasakan adalah kurang istirahat, stres emosional dan postur tubuh yang salah selama bekerja. Pola Work From Home (WFH) yang banyak diterapkan juga memicu sakit kepala tegang sehingga dapat menurunkan produktivitas hingga 33 persen.
Baca juga: 5 Jenis Sakit Kepala Kronis dan Cara Menyembuhkannya
Sakit kepala bisa terjadi karena berbagai alasan baik karena kondisi fisik maupun mental. Untuk menguranginya, ada sejumlah hal yang bisa kita lakukan yakni:
Pastikan untuk memenuhi kebutuhan asupan air putih harian meskipun lebih banyak menghabiskan waktu di rumah. Minum 8-11 gelas air putih setiap hari untuk menjaga cairan tubuh dan mencegah sakit kepala.
Jangan malas bergerak dan meluangkan waktu untuk berolahraga. Sisihkan waktu setidaknya 30 menit setiap hari untuk melakukan olahraga ringan seperti joging, jalan kaki atau bersepeda.
Tubuh yang lebih bugar karena sering berolahraga dapat membuat kita terhindari dari risiko sakit kepala.
Baca juga: Antisipasi Munculnya Gelombang Ketiga Pandemi
Penggunaan masker yang tidak tepat dalam waktu panjang juga bisa menjadi salah satu faktor pemicu sakit kepala. Hindari menggunakan masker yang terlalu tepat dengan memperhatikan posisi rahang, leher dan kepala saat memakai masker.
Ambil jeda sesaat apabila sudah memakai masker terlalu lama. Namun pastikan melepas masker di lokasi dan situasi yang aman dari risiko Covid-19.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.