KOMPAS.com - Peningkatan tren belanja online memberikan pengaruh buruk pada lingkungan.
Kebiasaan ini menghasilkan lebih banyak sampah yang didominasi oleh plastik, kardus, bubble wrap dan berbagai material pembungkus paket.
Setiap harinya, ada lebih dari enam juta paket e-commerce yang dikirim di Indonesia, setara dengan 9.000 ton sampah. Jumlahnya bahkan belum termasuk food delivery yang juga cukup signifikan.
Hana Nur Auliana, Head of Communication & Engagement Waste4Change mengatakan perilaku ini akan berdampak buruk pada kualitas hidup manusia dan Bumi. Tumpukan sampah tersebut jika tidak dikelola dengan benar akan memperburuk perubahan iklim yang kini terjadi serta berbagai dampaknya.
"Saat ini tempat sampah akhir sudah banyak yang kewalahan, jika kebiasaan kita tidak dirubah maka ini bisa buruk untuk lingkungan," jelasnya, dalam rilis virtual yang digelar Kamis (25/11/2021).
Baca juga: Tips Daur Ulang Sampah Belanja Online agar Jadi Ramah Lingkungan
Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memilah sampah untuk kemudian disalurkan dan diolah sebagaimana mestinya. Sayangnya, hal ini masih sulit dilakukan karena masyarakat belum terbiasa memilah sampahnya sendiri, termasuk yang didapat dari belanja online.
Zaldy Ilham Masita Co-founder Paxel mengakui pertumbuhan fenomenal belanja online selama 10 tahun terakhir memberikan dampak negatif pada lingkungan. Terbukti ada banyak tumpukan sampah kemasan dari e-commerce yang kebanyakan plastik dan kardus di setiap rumah tangga di Indonesia.
Sebagai startup e-commerce logistik, Paxel berupaya ikut bertanggung jawab untuk memberikan solusi atas dampak negatif dari pertumbuhan e-commerce terhadap lingkungan.
"Bekerjasama dengan startup lingkungan Waste4Change, kami meluncurkan servis PaxelRecycle untuk membantu Indonesia memenuhi rekomendasi dari konferensi perubahan iklim dunia," ujarnya.
Baca juga: Pilah, Bilas, dan Lipat, Sampah Karton Sebelum Didaur Ulang
Layanan ini diluncurkan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-4 sekaligus memperingati Hari Menanam Pohon pada 28 November mendatang.
PaxelRecycle merupakan layanan penjemputan sampah dari rumah untuk diantar langsung ke bank sampah terdekat yang dikelola oleh Waste4Change. Nantinya, berbagai sampah kemasan e-commerce tersebut akan dipilah untuk digunakan kembali atau didaur ulang.
Masyarakat dapat mengakses layanan tersebut dari aplikasi Paxel agar segera dijemput oleh kurir Paxel yang dinamakan Hero.
Baca juga: Cara Tepat Daur Ulang Sampah Masker Kesehatan
Langkah ini sesuai dengan sikap dunia pada konferensi perubahan iklim untuk menekan emisi karbon setiap negara.
Zaldy berpendapat, penerapan zero waste living adalah langkah awal yang bisa diambil oleh setiap individu.
Kebiasaan belanja online sudah menjadi pola kehidupan masyarakat modern namun tanpa perlu mengorbankan lingkungan. Oleh sebab itu, Zaldy mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen yang peduli bumi dan menciptakan circular economy.
“Paxel akan membantu setiap konsumen e-commerce untuk bisa tetap belanja online dan juga menjaga lingkungan melalui PaxelRecyle." tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.