Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 November 2021, 07:27 WIB
Sekar Langit Nariswari,
Lusia Kus Anna

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Peningkatan tren belanja online memberikan pengaruh buruk pada lingkungan.

Kebiasaan ini menghasilkan lebih banyak sampah yang didominasi oleh plastik, kardus, bubble wrap dan berbagai material pembungkus paket.

Setiap harinya, ada lebih dari enam juta paket e-commerce  yang dikirim di Indonesia, setara dengan 9.000 ton sampah. Jumlahnya bahkan belum termasuk food delivery yang juga cukup signifikan.

Hana Nur Auliana, Head of Communication & Engagement Waste4Change mengatakan perilaku ini akan berdampak buruk pada kualitas hidup manusia dan Bumi. Tumpukan sampah tersebut jika tidak dikelola dengan benar akan memperburuk perubahan iklim yang kini terjadi serta berbagai dampaknya.

"Saat ini tempat sampah akhir sudah banyak yang kewalahan, jika kebiasaan kita tidak dirubah maka ini bisa buruk untuk lingkungan," jelasnya, dalam rilis virtual yang digelar Kamis (25/11/2021).

Baca juga: Tips Daur Ulang Sampah Belanja Online agar Jadi Ramah Lingkungan

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah memilah sampah untuk kemudian disalurkan dan diolah sebagaimana mestinya. Sayangnya, hal ini masih sulit dilakukan karena masyarakat belum terbiasa memilah sampahnya sendiri, termasuk yang didapat dari belanja online.

Zaldy Ilham Masita Co-founder Paxel mengakui pertumbuhan fenomenal belanja online selama 10 tahun terakhir memberikan dampak negatif pada lingkungan. Terbukti ada banyak tumpukan sampah kemasan dari e-commerce yang kebanyakan plastik dan kardus di setiap rumah tangga di Indonesia.

Sebagai startup e-commerce logistik, Paxel berupaya ikut bertanggung jawab untuk memberikan solusi atas dampak negatif dari pertumbuhan e-commerce terhadap lingkungan.

"Bekerjasama dengan startup lingkungan Waste4Change, kami meluncurkan servis PaxelRecycle untuk membantu Indonesia memenuhi rekomendasi dari konferensi perubahan iklim dunia," ujarnya.

Baca juga: Pilah, Bilas, dan Lipat, Sampah Karton Sebelum Didaur Ulang

Paxel sediakan layakan jemput sampah kemasan e-commerce untuk kurangi dampak buruk tren belanja online. Paxel sediakan layakan jemput sampah kemasan e-commerce untuk kurangi dampak buruk tren belanja online.

Layanan ini diluncurkan bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-4 sekaligus memperingati Hari Menanam Pohon pada 28 November mendatang.

PaxelRecycle merupakan layanan penjemputan sampah dari rumah untuk diantar langsung ke bank sampah terdekat yang dikelola oleh Waste4Change. Nantinya, berbagai sampah kemasan e-commerce tersebut akan dipilah untuk digunakan kembali atau didaur ulang.

Masyarakat dapat mengakses layanan tersebut dari aplikasi Paxel agar segera dijemput oleh kurir Paxel yang dinamakan Hero.

Baca juga: Cara Tepat Daur Ulang Sampah Masker Kesehatan

Langkah ini sesuai dengan sikap dunia pada konferensi perubahan iklim untuk menekan emisi karbon setiap negara.

Zaldy berpendapat, penerapan zero waste living adalah langkah awal yang bisa diambil oleh setiap individu.

Kebiasaan belanja online sudah menjadi pola kehidupan masyarakat modern namun tanpa perlu mengorbankan lingkungan. Oleh sebab itu, Zaldy mengajak masyarakat untuk menjadi konsumen yang peduli bumi dan menciptakan circular economy.

“Paxel akan membantu setiap konsumen e-commerce untuk bisa tetap belanja online dan juga menjaga lingkungan melalui PaxelRecyle." tutupnya.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau