Meski ada peluang seseorang terjangkit Omicron tanpa penularan, dr. Tonang meminta penelusuran terhadap masuknya mutasi baru SARS-CoV-2 ini harus tetap dilakukan.
Caranya, harus diketahui faktor kontak erat, riwayat perjalanan, hingga temuan kasus serupa di lingkungan sekitar.
"Tentu saja, itu semua adalah soal peluang. Jadi bukan memastikan," ucap dia.
"Setelah diyakini benar tidak ada kemungkinan bersumber dari orang lain yang baru saja tiba dari luar negeri dan terbukti positif, maka dapat saja disimpulkan bahwa yang terjadi adalah kasus lokal. Terjadi mutasi secara alamiah," tambah dr. Tonang.
Tes PCR memang masih menjadi standar baku untuk mendeteksi apakah seseorang positif Covid-19.
Baca juga: Dosis Ketiga Pfizer-BioNTech Diklaim Mampu Tangkal Varian Omicron
Tapi, untuk mengetahui jenis varian yang menjangkitinya, dr. Tonang mengatakan perlu dilalukan tes Whole Genome Sequencing (WGS).
Ada pun, tes WGS merupakan teknik yang dilakukan secara komprehensif untuk mengurutkan sekuens DNA menjadi suatu gambaran genom utuh.
Teknik ini bisa dilakukan dengan menggunakan teknologi Next Generation Sequencing (NGS).
"Tes ini merekam urutan gen virus yang ditemukan. Dari sana baru tahu apa varian virus Covid-nya," kata dr. Tonang.
Berkaitan dengan pemeriksaan lima kasus probable Omicron oleh Kemenkes denggan S Gen Target Failure (SGTF), ia mengatakan tes ini adalah bentuk skrining.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.