"Percayalah, ketika anak tidak mempermasalahkan konflik dengan teman sebaya, anak di usia 11-15 tahun mengeluh tentang ibu," kata Fox.
Baca juga: Benarkah Pola Asuh Helicopter Parenting Buruk untuk Anak?
Salah satu cara untuk mendorong percakapan terbuka dan berkelanjutan dengan rasa saling menghormati adalah mengundang anak ke dalam "helikopter" untuk mendapatkan pandangan luas tentang lingkungan sosialnya.
"Anak perempuan khususnya senang berbicara tentang hubungan," tutur Fox.
"Buatlah bagan lanskap sosial di sekolah dan mintalah laporan kemajuan tentang hubungan itu pada anak."
"Tunjukkan minat kita pada dinamika sosial tanpa menilai. Besar kemungkinan hal itu akan terlihat berbeda untuk kita dan anak," imbuh dia.
"Pesan singkat bukanlah cara terbaik untuk memproses emosi atau melakukan percakapan, tetapi ini adalah norma budaya yang tidak pernah dialami anak," ungkap Fox.
Lebih lanjut Fox mengatakan, apabila orangtua mengetahui anak kurang memiliki rasa empati, segera lakukan tindakan.
"Cetak pesan singkat antara kita dan anak, lalu minta untuk membaca kertas itu satu sama lain," sebut Fox.
"Bicarakan tentang bagaimana rasanya saat kita memegang kertas. Tanyakan kepada anak apa lagi yang bisa dia lakukan daripada sekadar mengirimkan pesan teks atau pesan instan."
"Saya selalu mengingatkan para orangtua, mereka adalah generasi terakhir yang tidak tumbuh dengan realitas virtual," sebut dia.
"Jika kita tidak menunjukkan kepada anak bahwa ada lebih banyak cara untuk berhubungan dengan orang lain, maka anak tidak akan mengetahuinya dan mungkin tidak akan pernah memahaminya."
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.