Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Texas Kembangkan Vaksin Covid-19 Murah dan Mudah Diproduksi

Kompas.com - 18/01/2022, 13:28 WIB
Anya Dellanita,
Wisnubrata

Tim Redaksi

Sementara itu, Johnson & Johnson memperkenalkan sel kekebalan ke protein lonjakan melalui virus flu yang sebenarnya tidak berbahaya.

Vaksin Corbevax menggunakan platform yang disebut teknologi sub-unit protein rekombinan, yang menempatkan bagian sebenarnya dari protein lonjakan Covid-19 dalam sel ragi.

Sel-sel ragi tersebut kemudian menyalin protein vital untuk diperkenalkan ke sistem kekebalan tubuh.

“Kami membuat ragi membentuk protein yang terlihat seperti protein yang dibuat oleh virus. Kemudian, kami mengimunisasi protein dan tubuh untuk memproses protein itu dan menyajikannya ke sistem kekebalan,” ujar Bottazzi.

Vaksin Corbevax juga hanya memerlukan penyimpanan berupa lemari es biasa, tidak seperti Pfizer yang membutuhkan lemari es ultra dingin.

Kini, vaksin yang diselesaikan dengan sumbangan filantropi itu telah diperbanyak oleh Biological E, sebuah perusahaan farmasi India yang terbiasa memproduksi vaksin hepatitis B.

Saat ini, Biological E telah memproduksi 150 juta dosis vaksin Corbevax baru, dan rencananya, akan memproduksi 100 juta dosis setiap bulannya.

Bottazzi juga mengatakan bahwa mengembangkan Corbevax memaksa timnya untuk memperluas sumber daya guna mendapatkan kandidat serius dalam pengembangan vaksin Covid.

“Kami sendiri sedang belajar bagaimana melakukan pekerjaan yang memungkinkan regulasi, memungkinkan kualitas yang baik, reproduksi yang baik, pencatatan yang baik … kami meniru seolah-olah kami adalah entitas biotek atau manufaktur kecil,” katanya.

Bottazzi menambahkan bahwa setiap teknologi tentu memiliki pro dan kontra serta mengklaim bahwa suatu vaksin adalah satu-satunya solusi.

“Semua [vaksin] adalah bagian dari solusi. Tetapi ketika Anda memiliki situasi gravitasi seperti itu di seluruh dunia, Anda akan mencoba menggunakan semua solusi,” kata Bottazzi.

Filosofi kemanusiaan

Bottazzi mengatakan bahwa alasan dia dan timnya tidak mematenkan vaksin tersebut adalah karena timnya memiliki filosofi kemanusiaan yang sama.

Lalu, timnya juga ingin terlibat dalam komunitas ilmiah yang lebih luas lagi.

“Kami ingin berbuat baik di dunia ini. Ini adalah hal yang benar untuk dilakukan dan inilah yang secara moral harus kami lakukan. Kami bahkan tidak berpikir, 'bagaimana kami bisa mengambil keuntungan dari ini?'” ujarnya.

Kini, Bottazzi hanya berharap langkah yang diambilnya akan mendorong orang lain untuk mengikuti dan membuat vaksin yang terjangkau dan dapat diakses untuk penyakit dan virus lain, seperti cacing tambang.

“Kita perlu mematahkan paradigma yang hanya didorong oleh faktor dampak ekonomi atau pengembalian investasi ekonomi. Kita harus melihat kembalinya kesehatan masyarakat,” pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com