Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Terjadi pada Tubuh Saat Berhenti Makan Daging

Kompas.com - 18/01/2022, 17:59 WIB
Anya Dellanita,
Glori K. Wadrianto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Memilih plant-based food alias makanan nabati, kian menjadi gaya hidup yang banyak dilakoni orang hingga saat ini. 

Memang, melakukan diet berbasis nabati dan tidak meonsumsi daging memiliki berbagai manfaat kesehatan.

Gaya hidup semacam ini dipercaya mampu membantu menyehatkan jantung, menurunkan risiko kanker, dan menurunkan berat badan.

Namun, dalam pola makan seimbang, protein hewani dari daging pun memiliki peran penting.

Nah, bagaimana dampaknya jika kita tak mengonsumsi daging sama sekali, dan apa saja yang perlu dipersiapkan jika ingin menjadi vegetarian?

Baca juga: Bahaya Makan Daging Merah Berlebihan, Menurut Studi

Untuk menjawabnya, simak paparan dari ahli diet terdaftar Dani Levy-Wolins berikut ini.

Sebelum memulai hidup vegan

Menurut Levy-Wolins, tak semua orang yang ingin memulai hidup vegan dapat memiliki tingkat atau jenis konsumsi yang sama.

Sebab, hal ini dipengaruhi oleh bagaimana tubuh seseorang bereaksi saat kekurangan protein hewani.

"Ketika kita mempertimbangkan bagaimana daging memengaruhi kesehatan fisik kita, pertama-tama kita perlu mempertimbangkan jenis daging yang dikonsumsi,"

"Penelitian menunjukkan, daging olahan -misalnya, dapat memberikan dampak negatif yang lebih signifikan daripada daging yang tidak diproses," kata Levy-Wollins.

Setelah itu, pertimbangkan pula potongan daging yang biasa kita konsumsi. Misalnya, potongan daging berlemak yang memiliki lebih banyak kolesterol dan lemak jenuh.

Kita juga perlu mempertimbangkan cara kita memasak daging. Misalnya, saat dimasak dengan suhu tinggi, heterocyclic amines yang merusak DNA akan terbentuk.

Faktor inilah yang akan mempengaruhi awal kehidupan vegan kita.

Jadi, intinya perhatikan seberapa sering kita mengonsumsi daging, jenis daging yang dikonsumsi, dan bagaimana memasaknya.

Apa yang didapat dan hilang?

Menurut Levy-Wollins, selain sebagai sumber protein lengkap, umumnya daging memiliki kandungan mikronutrien penting, seperti vitamin B, zat besi, dan seng.

Makanan yang memiliki protein lengkap tentu memiliki kandungan sembilan asam amino yang dibutuhkan tubuh.

Sayangnya, semua nutrisi ini tak bisa dibuat oleh tubuh manusia. Jadi, kita harus mencari penggantinya.

Misalnya, dari produk turunan susu, telur, atau olahan kacang kedelai seperti edamame, tofu, atau tempe.

Kita juga bisa mendapatkannya dari kombinasi dua makanan, seperti nasi dan kacang-kacangan.

Tetapi, karena daging adalah sumber protein lengkap yang efisien, tentu ada kerugian jika menghentikan konsumsi sama sekali tanpa mengganti manfaat nutrisinya.

"Jika daging hanya dihilangkan dan tidak diganti, kita berisiko kekurangan zat besi atau B12, anemia, dan pengecilan otot," ujar Levy-Wollins.

Namun di sisi lain, menghentikan konsumsi daging juga memiliki beberapa manfaat kesehatan, seperti menurunnya tingkat lemak jenuh, kolesterol, dan sodium.

Ingat, ketiga zat di tersebut dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular dan tekanan darah tinggi.

Baca juga: Pria Ini Hanya Makan Daging Mentah Selama 3 Tahun

Menurut Levy-Wollins, mengganti daging dengan protein dari tanaman pun memiliki beberapa manfaat, seperti meningkatnya asupan serat, fitonutrien, dan antioksidan.

Bahkan, ada penelitian yang menyebutkan, opsi vegan dapat meningkatkan rentang hidup karena menurunnya risiko kanker dan penyakit kardiovaskular.

Mendapatkan nutrisi yang diperlukan

Seperti sudah disebutkan di atas, mereka yang beralih menjadi vegan harus tetap mendapatkan pengganti nutrisi yang ada pada daging agar tetap sehat.

Artinya, mencari pengganti protein, kalori, serta turunan vitamin B (niasin, thiamin, riboflavin, vitamin B6, dan vitamin B12) adalah hal wajib agar tetap sehat.

Levy-Wollins juga merekomendasikan kunjungan dokter rutin dan pemeriksaan laboratorium untuk memantau kebutuhan nutrisi dan segala kekurangannya jika ingin beralih menjadi vegan.

Lalu, sebaiknya kita juga memahami beberapa tanda kekurangan mikronutrien yang ditunjukkan tubuh.

"Defisiensi B12, misalnya, sering ditandai dengan letih, lesu atau kulit pucat," ujar Levy-Wollins.

Mulailah perlahan

Saat sudah mantap untuk berhenti memakan daging, Levy-Wollins mengatakan, penting untuk memulainya secara perlahan untuk membiasakan tubuh mengadaptasi kebiasaan baru.

Jadi, jika awalnya kita sangat sering makan daing, jangan melakukan cold turkey (berhenti sekaligus).

Lebih baik, cobalah untuk memilih satu atau dua hari tanpa mengonsumsi daging sama sekali.

Mengonsumsi makanan dengan 80 persen tanpa daging atau menghindari kategori daging tertentu pun bisa dicoba untuk permulaan.

Baca juga: Pengaruh Jarang Makan Daging pada Tubuh Seseorang

Levy-Wollins juga merekomendasikan untuk memilih satu atau beberapa hari dalam seminggu untuk “memanjakan diri” dengan memakan protein hewani terlebih dahulu.

Selain itu, memakan makanan berprotein nabati yang mengenyangkan seperti terong dan jamur portobello yang memiliki rasa serupa dengan makanan berprotein hewani dapat membantu.

Terakhir, jangan lupa untuk mengganti berbagai kebutuhan nutrisi dengan mengonsumsi berbagai jenis makanan dan protein nabati.

Lalu, sebagai panduan umum, Levy-Wollins merekomendasikan kita untuk mengikuti “metode piring” agar asupan nutrisi seimbang terjaga.

Metode ini merekomendasikan agar setengah piring diisi dengan buah dan sayuran, satu per empat pati, dan seperempat piring diisi penuh dengan protein.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com