Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menjual Barang Preloved, Decluttering Sekaligus Mengurangi Limbah

Kompas.com, 8 Februari 2022, 11:51 WIB
Wisnubrata

Editor

KOMPAS.com - Sebagian dari kita memiliki kegemaran mengoleksi barang, entah itu sepatu, busana, jam tangan, atau tas. Umumnya barang yang dikoleksi berasal dari brand terkenal yang harganya tidak murah.

Namun tidak semua barang itu kerap digunakan. Kebanyakan hanya disimpan atau dipajang saja. Padahal bila sudah bosan, barang-barang tersebut sebenarnya bisa dijual dengan harga tinggi.

Beberapa item seperti tas Birkin keluaran Hermes misalnya, sering dijadikan investasi dan harganya akan semakin tinggi, sehingga menguntungkan saat dijual kembali.

Untungnya sebagian besar barang mewah memiliki sifat unik. Keawetan dan daya tahannya telah menjadikan produk ini memiliki usia pakai lebih lama dibanding barang dengan kualitas lebih rendah.

Artinya, barang-barang ini masih dicari dan laku dijual.

Menjual barang mewah bekas yang sudah tidak diinginkan pemiliknya juga memberi kesempatan untuk digunakan lebih lama oleh orang lain.

Apalagi penggunaan barang mode berkonsep pakai-ulang ini berkaitan dengan Zero Waste dan Decluttering Lifestyle.

Memilah dan menyingkirkan barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi sehingga tidak menumpuk di sudut rumah, juga memberi dampak positif bagi lingkungan.

Namun pemanfaatan kembali barang-barang bermerek tidak mudah dilakukan. Banyak orang bingung untuk menjual barang branded milik mereka secara cepat dan mudah.

Tapi tidak usah khawatir. Saat ini banyak tempat yang mau menampung barang-barang preloved dan memberi harga tinggi untuk koleksi yang istimewa. Salah satunya adalah Nanboya.

Selain menjawab permasalahan zero waste bagi barang-barang mode yang tak terpakai, Nanboya hadir bagi mereka yang peduli terhadap isu pemanasan global, serta yang mau memberi “Second Life” barangnya kepada pemilik baru.

Uniknya kita bisa menjual barang secara personal dan dijamin kerahasiaannya melalui transaksi off-line di ruang privat.

Nanboya yang merupakan perusahaan Jepang ini sebenarnya sudah hadir di Indonesia sejak tahun 2020 dan saat ini sudah memiliki empat cabang di tiga kota, yakni Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Yang terbaru, Nanboya Indonesia akan hadir di Bali dengan pembukaan cabang terbaru di The Space Coworking Jl. By Pass Ngurah Rai no 888 Ground Floor, Unit I, Pemogan, Denpasar, Bali 80221.

"Kami berharap dengan hadirnya cabang ke-5 di Denpasar, Bali, Nanboya bersama masyarakat Bali dapat ikut berpartisipasi mendukung menjaga lingkungan dan mereduksi pemanasan global," ujar Dian Stefani mewakili manajemen Nanboya Indonesia.

Nanboya sendiri lebih memilih untuk membeli barang preloved merek dari Eropa seperti Louis Vuitton, Prada, Hermes, Chanel, Rolex, Panerai, Omega, Audemars Piguet dan lainnya yang harganya lebih stabil.

Dalam segala situasi, KOMPAS.com berkomitmen memberikan fakta jernih dari lapangan. Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme. Berikan apresiasi sekarang



Terkini Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau